PADANG GUCI HILIR – Saat musim penghujan, abrasi di sepanjang aliran sungai Padang Guci kian parah. Salah satu faktor penyebab abrasi adalah penggundulan kawasan Hutan Lindung (HL) maupun Hutan Produksi Terbatas (HPT) di hulu sungai. Terjangan air bandang menghanyutkan tanaman yang ada di sekitar bibir sungai. Akibatnya, bukan hanya mengancam daratan namun abrasi juga menimbulkan penyempitan pada lahan pertanian warga di sekitar aliran sungai. Ditengarai, aktivitas pembalakan kayu di kawasan HL maupun HPT terus terjadi. Yang merasakan dampak buruknya justru masyarakat di bagian hilir. “Stop aksi pembalakan liar kawasan HL dan HPT demi menyelamatkan lahan pertanian masyarakat di sekitar aliran sungai. Selain itu, menghindari bencana alam berupa tanah longsor akibat gundulnya hutan,” ujar Rismanto (56) warga Desa Ulak Agung Kecamatan Padang Guci Hilir (Pagulir), Senin (14/9). Penggundulan HL dan HPT nampaknya sulit dihentikan. Padahal, aktivitas tersebut jelas-jelas berdampak pada keseimbangan ekosistem alam. Menjadi faktor munculnya bencana banjir ataupun tanah longsor. Berbagai dalih pelaku pembalakan liar di kawasan hutan, bahkan lebih cerdik dibanding aparat hukum yang menanganinya. Di saat musim kemarau, debit air sungai menyusut drastis. Kedalaman air sungai hanya setinggi pinggang orang dewasa. Sehingga, tidak lagi mampu dimanfaatkan sebagai jalur irigasi persawahan. “Banyak dampak buruk akibat penggundulan hutan, abrasi kian parah disaat musim penghujan serta menyusutnya debit air sungai di musim kemarau,” tutupnya.(xst)
HL Digunduli, Abrasi Sungai Kian Parah
Selasa 15-09-2020,15:22 WIB
Editor : Admin Radar Kaur Online
Kategori :