Rumah Panggung Suku Semende Lembak, Kokoh Ditengah Modernisasi, Kandung Nilai Estetika dan Fungsional

Sabtu 27-07-2024,19:26 WIB
Reporter : Muhammad Isnaini
Editor : Muhammad Isnaini

BACA JUGA:Hore!!! Alokasi Anggaran Makan Siang Gratis Dipangkas jadi Rp 7.500 per Porsi, Ini Kata Menko Perekonomian

Belum berbentuk bubungan lima dengan tiga kepala seperti terlihat sekarang.

Perubahan kedua terjadi sekitar tahun 1907 ketika Indonesia masih dalam penjajahan Bangsa Belanda.

Para tetua Suku Semende Lembak yang datang dari Perdipe yang datang ke Muara Sahung menginstruksikan agar rumah panggung yang telah berdiri diberi hiasan ukiran.

Baik itu tulisan ataupun tumbuhan dan hewan.

BACA JUGA:Operasi Patuh Nala 2024, 8 Target Prioritas Satlantas Polres Kaur, Termasuk Child Restrain dan Gun HP

BACA JUGA:Wakil Ketua, Sekretaris dan Anggota Kecam Ketua DK, Hendry Ch Bangun Tetap Ketua PWI Pusat

Tujuannya untuk menunjukkan keindahan adat Suku Semende serta memiliki keunikan tersendiri.

Selanjutnya 17 tahun sebelum Bangsa Indonesia meraih kemerdekaan sekitar tahun 1928 Rumah Panggung Suku Semende Lembak kembali mengalami perubahan.

Pada masa ini terjadi perubahan total bangunan.

Bangunan lama dirobohkan lalu kemudian digantikan oleh bangunan baru.

BACA JUGA:Penyebab Suhu Dingin Pagi dan Malam Hari, Ini Kata BMKG

BACA JUGA:Terkena Aturan Baru BBM Subsidi Pertalite, Aerox, Nmax dan Matic Diatas 150 cc Wajib Beli Pertamax

Perubahan kali ini tingkatkan pertama diberi dinding.

Tujuannya sebagai tempat ketika keluarga tersebut membuat sebuah acara juga gudang penyimpanan hasil pertanian dan peralatan rumah tangga serta perabotan yang tak dapat ditempatkan di ruang bagian atas.

Perubahan keempat terjadi sekitar tahun 1937.

Kategori :