Kurnia lahir.
Nakal.
Sekolahnya ogah-ogahan.
Untung bisa tamat SMP.
Sejak SMP, Kurnia sudah lebih senang ''sekolah'' di bus.
Ia ikut perjalanan jauh Bengkulu-Jakarta.
Dan ke mana saja bus ayahnya berkelana.
Syukurlah di Jakarta Kurnia sempat lulus STM.
Mengapa bus Bengkulu ini bernama Siliwangi?
Zaman itu di penyeberangan Merak-Bakauheni begitu banyak preman.
Dalam persaingan antarpreman pun yang kalah pengusaha.
Apalagi banyak oknum di dalam preman itu.
Ayah Kurnia cari godfather.
Ia pernah menjadi sopir Jenderal Himawan Sutanto. Sudah seperti keluarga.
Ketika sang jenderal tugas ke luar negeri pun Kurnia ditawari ikut serta.
Kelak, ketika sang ayah sudah menjadi pengusaha bus, hubungan baik itu sangat berguna.