Ia pilih berhenti.
Ia menyukai mesin mobil.
Ia bisa memperbaiki kerusakan apa pun.
Maka, daripada berhenti, ia dipindah ke bagian perbengkelen di Pemda.
Zaman itu semua Pemda punya bengkel mobil sendiri.
Ia jadi kepala bengkel.
Statusnya tetap pegawai.
Ia orang Minang.
Ia berhenti.
Sang ayah bersatu dengan kakaknya.
Mereka membeli bus kecil. Elf.
Bus mereka terus bertambah.
Berkembang lagi ke bus besar.
Terus pula bertambah.
Lalu pecah kongsi.
Sang ayah mendirikan SAN.