”Kamu masih di panti asuhan itu ya? Ambil rumahlah. Itu ada perumahan baru ke arah bandara,” kata Bang Jon.
”Belum punya uang mukanya, Bang,” kataku.
”Uang muka kok dipikir,” kata Bang Jon.
”Nah, gini.
Mumpung kita lagi omongin uang.
Aku ajak kamu ngomong ini.
” Dia perbaiki posisi duduk. Menegakkan tubuh, menandai keseriusannya. Agak heran juga saya dengan keramahannya, apalagi teringat kemarahannya kemarin sebelum dan pada saat rapat.
Bang Jon lalu cerita soal rencana grup Pedoman Rakyat.
Saya tahu itu grup media besar, lebih besar, dan lebih tua dari grup koran kami.
Grup itu akan buka koran di kota kami.
”Aku sudah ketemu mereka, Dur,” kata Jon.
”Aku mau tahu sekarang berapa gaji barumu?”
Saya bisa menebak ke mana arah pertanyaan Bang Jon, saya sebutkan saja angka di SK baru itu.
”Kamu mau ikut aku nggak? Kita gabung ke koran Grup PR itu, namanya bagus Podium Kota, bukan koran kriminal.
Capek kita di kriminal terus.
Itu koran sudah ada di beberapa kota.