Siapa Membunuh Putri (30): Koran Berlumur Darah

Minggu 02-10-2022,07:48 WIB
Reporter : Adminradarkaur
Editor : Adminradarkaur

Restu menjelaskan sulit bagi kliennya untuk bebas, tapi dia akan perjuangkan hukuman yang seringan-ringannya.

Makanya dalam sidang-sidang dua kliennya tak pernah berbelit-belit dan tak pernah ragu memberikan keterangan. Sangat kooperatif. Itu akan jadi hal yang meringankan.

Tugasnya untuk meyakinkan majelis hakim bahwa otak dari kasus ini –adalah AKBP Pintor – dan dia harus jadi tersangka sudah tercapai. 

Tentang Woman Worker Care kami dapat info tambahan yang menarik dari Restu. Ia pernah menangani kasus pekerja perempuan yang diadvokasi oleh LSM tersebut.

”Biayanya waktu itu dibantu Pak Rinto. Secara tidak langsunglah. Dibayar dari dana CSR perusahaan yang dia komisarisnya,” kata Restu. 

Di luar percakapan soal kasus Putri dan LSM itu,  pengacara Restu menawari saya untuk bergabung di tim suksesnya.

Beberapa kali kami memuat berita pernyataannya siap maju di pilwako Borgam. Ia menyatakan diri siap berkompetisi sebagai calon wali kota, tapi dia realistis saja.

Secara politis lebih besar peluang menang apabila dia mengambil posisi wakil wali kota untuk calon Alkhaidir, tokoh Melayu nonpartai, yang sangat populer itu. 

 ”Mas Restu pasti saya bantu, tapi jangan masukkan secara resmi di tim sukses,” kata saya berbasa-basi.

”Kalau perlu Nurikmal atau nanti wartawan kami yang lain kami tugaskan khusus untuk menulis berita-berita terkait Mas Restu. Apalagi kalau Mas Restu pasang iklan,” kata saya, mengeluarkan sedikit jurus  marketing dalam diri saya. 

”Tenang, Mas Abdur. Kalau soal itu, saya mengertilah. Sudah ada bujetnya. Dari partai ada. Dari sumber lain juga ada. Nanti ketemu Pak Ameng, ya,” katanya.

Saya ingat, Bang Ameng adalah pengurus partai lain yang sudah nyatakan berkoalisi dengan partainya Mas Restu di pilwako.

Dalam perjalanan kembali ke kantor, Nurikmal bertanya soal netralitas media kami di pilwako nanti, peristiwa politik besar yang prosesnya sudah berjalan.  Pemanasan yang cepat panas, dan terlalu panas.  

Yang saya dapatkan dari bos kami Indrayana Idris, terkait soal ini sangat jelas. Saya ingat apa yang ia katakan, ”kita beri kesempatan yang sama pada semua pihak yang berkompetisi. Itu inti netralitas.  

Kesempatan yang sama artinya tak boleh kita tolak kalau ada yang mau pasang iklan atau kirim rilis, atau bikin jumpa pers. Kita liput, kita muat.

Kalau mereka tak kirim rilis, tak bikin kegiatan yang layak diberitakan, tak mau atau tak ada anggaran pasang iklan ya itu salah mereka.

Kategori :