Mamak Edi
Mracangan. Apakah gerangan mracangan itu? Berkat jasa Mbah Google, baru tau, ternyata ia warung kebutuhan harian. Di tempat saya biasa disebut warung sembako, warung kelontong, warung Batak (tapi sebenarnya mereka Mandailing).
Rihlatul Ulfa
Beberapa berita yang saya baca dibeberapa portal berita, tentang Komarudin Simanjuntak yang membawa sendal berwarna putih yg diduga milik Brigadir J. dan ia bawa pada persidangan kemarin. tentu ia orang yang sangat hebat sampai bisa berhasil menyimpan sendal itu sampai persidangan berhasil dilangsungkan, tekanan, intimidasi dan teror pasti sudah menjadi makanannya sehari-hari. juga ia membawa baju yg diberikan Putri kepada Yoshua seharga Rp 999.000. juga membeberkan bahwa Sambo mempunyai beberapa mobil Lexus, yang dinilai janggal karena gaji seorang kadiv propam mungkin 4-5 juta dan jika ditotal-total dengan bonus dan tunjangan mungkin hanya 30 juta. bagaimana ia bisa memberi anak buahnya baju seharga hampir satu juta untuk semua ajudannya dan mempunyai mobil -mobil mewah tersebut, itulah yg Komarudin singgung tentang keterlibatan Sambo pada konsorsium 303. secara akal sehat, kita tidak usah berfikir sangat keras untuk mengetahui jawabannya bukan? hehe. live streaming Kompas tv dengan durasi 9 jam yg sudah saya download, belum sempat saya tonton, kemarin terlalu banyak pekerjaan dan sibuk bolak-balik rs. mungkin malam ini saya akan menontonnya. jadi laporan itu akan saya tulis kemungkinan besok disini. terima kasih untuk semua yg menunggu ulasan tentang Sambo.
Lukman bin Saleh
Saya termenung melihat foto Abah, terlihat lebih tua dari biasanya. Mata saya berkaca2. Semoga itu efek kamera saja. Atau karena Abah memang sedang berfoto dg wajah sedih, tidak ceria seperti biasanya...
Jimmy Marta
@Bung LBS. Itu efek cahaya. Pasti abah dg 3 yg lainnya duduk dg lampu yg berada diatas kepala. Top light yg
kuat. Sedangkan penyeimbang fill light dari bawah tidak ada. Dalam fotografi teknik ini biasa untuk menonjolkan kilauan rambut. Namun tetap harus ada fill lightnya.
yea aina
Ibu Khusnul sekeluarga mengalami penderitaan hidup akibat teror. Anak keduanyi pun, mengalami hal yang mirip: teror sulit mendapatkan kerja. Sebab tanpa penghasilan jelas, sekaligus di desak bayar kuliah anaknya, pun suaminyi nekat jadi pengedar bubuk putih haram. Bu Khusnul sekeluarga mengalami kelangkaan lapangan kerja dan pendapatan yang tidak jelas. Lalu siapa yang pantas bertanggung jawab atas bom teror "kelangkaan pekerjaan"?