Dilansir radarkaur.co.id yang dihimpun dari berbagai sumber, Prof. Dr. H Abdullah Sidik SH adalah sosok Pahlawan berdarah asli Rejang yang turut membawa perubahan terhadap masyarakat suku Rejang.
BACA JUGA:Jelang HUT ke-54 Provinsi Bengkulu, Gubernur Sambut 43 Dokter Baru, Suntikan Nakes 4 Kabupaten
BACA JUGA:Dinas TPHP Bengkulu Naikkan Harga TBS Kelapa Sawit , Apakah Berlaku Untuk Petani?
Abdullah Siddik melahirkan banyak hukum adat Rejang melalui tulisannya. Ia dikenal sebagai Penulis hukum adat Rejang.
Ashanty sendiri diketahui masih keturunan Bangsawan berdarah Rejang, kakeknya Prof. Dr. H Abdullah Siddik merupakan putra dari Edward Coles.
Edward Coles adalah Gubernur terakhir Benteng Malborough Bencoolen (Bengkulu). Ia memerintah Bengkulu sejak 14 Oktober 1781 hingga 28 Februari 1785.
Ia menikahi nenek Buyut Ashanty, wanita berdarah Bengkulu keturunan mantan penguasa Pangeran Ing Alaga, kerajaan Silebar yang memimpin wilayah Bangkahulu.
BACA JUGA:Food Traveller, 5 Rekomendasi Tempat Makan Terenak di Bengkulu, edisi Liburan Akhir Tahun!
BACA JUGA:KemenSos Pastikan Desember BLT BBM Tahap 2 Cair, Cek Penerima di cekbansos.kemensos.go.id!
Profesor Abdullah Siddik tidak semata besar melalui keluarganya yang berstatus Bangsawan.
Semasa hidupnya, Abdullah Siddik melakukan banyak perjuangan bersama Presiden Soekarno.
Berprofesi sebagai diplomat, Prof. Dr.H Abdullah Siddik SH juga terlibat langsung dalam kegiatan Kenegaraan bersama Presiden Soekarno.
Berikut ini radarkaur.disway. id merangkum catatan singkat tentang Prof. Dr. H Abdullah Siddik SH, yang dirangkum dari berbagai sumber:
BACA JUGA:7 Aplikasi M-Banking dengan 5 Kelebihan dan Manfaatnya, Permudah Transaksi melalui Handphone
•Abdullah Siddik mendampingi Presiden Soekarno sejak masa pengasingannya di Bengkulu pada tahun 1938-1942 hingga Kemerdekaan Indonesia.
•Diangkat menjadi Diplomat Kepercayaan Presiden Soekarno, berkat kerja keras dan kejujurannya.