Namun, karena Batu Jung itu berada ditengah-tengah pantai (500 meter dari bibir pantai) tentu saja tidak satupun yang mendengar panggilan si Pahit Lidah. Pria misterius itu meneriaki kembali dengan umpatan.
BACA JUGA:Badai Somasi Dugaan Kecurangan, KPU Gelar Rapat Pleno Penetapan Parpol Peserta Pemilu 2024
BACA JUGA:Wartawan Nasional Tiba-Tiba jadi Kapolsek, Setelah Belasan Tahun Meliput, Ternyata...
“Dasar tuli kayak batu!” teriak Si Pahit Lidah, kata Syarif (56), Kamis (15/12/22).
Saat itu juga kapal menjadi Batu yang dijuluki Batu Jung Tengah. Jika dilihat dari bibir Pantai, Batu Jung Wayhawang tampak seperti kapal dengan bagian ujung depan dan belakang kapal yang meruncing keatas.
Berkunjung ke salah satu Pantai di Bengkulu ini belum puas rasanya kalau tidak mendatangi ‘Batu Jung Tengah’.
Namun, kesempatan ini tidak selalu menguntungkan pengunjung. Sebab, Batu Jung Tengah hanya bisa didatangi saat air laut surut menyisakan batu karang di sekitar pantai dan batu Jung.
BACA JUGA:Pendap atau Pepes Talus Khas Bengkulu, Kota Pengasingan Presiden Soekarno
Kedua, Batu Jung Pinggir yang berada tidak jauh dari ‘Batu jung Tengah'. Lokasinya berada di pinggir dengan keindahan batu karang serta perairannya yang jernih.
Menurut cerita yang beredar dari masyarakat desa Wayhawang, Batu Jung Pinggir juga kutukan si Pahit Lidah.
Diceritakan, Batu Jung Pinggir awalnya sebuah Restoran mewah.
“Suatu hari, datanglah si Pahit Lidah ini ke restoran untuk makan. Entah bagaimana dia bisa berkonflik dengan pemilik resto dan berakhir adu mulut. Tidak sengaja, si Pahit Lidah kembali menyebut kata batu,” tuturnya.
BACA JUGA:Pendap atau Pepes Talus Khas Bengkulu, Kota Pengasingan Presiden Soekarno