Sementara itu harga BBM Subsidi Indonesia belum menemukan titik terang kapan turun harga.
ReforMiner Institute telah menyusun laporan mengungkap penyebab sampai Harga BBM Indonesia tak kunjung turun. Sementara harga BBM di beberapa negara tetangga sudah banyak yang turun
Hal ini bisa dilihat melalui arus perdagangan di SPBU wilayah dan Perusahaan swasta yang memproduksi beberapa jenis BBM.
Sejumlah BBM seperti Dexlite, Pertamax Turbo, dll mengalami kenaikan. Sedangkan, BBM jenis Pertalite dan Pertamax tetap bertahan di harga tinggi.
BACA JUGA:Kejari Sita Mobil dan Kebun Durian Tersangka Baznas BS
Sementara itu menjelang libur Natal dan Tahun Baru, kebutuhan BBM meningkat.
Masyarakat semakin mengeluhkan harga BBM di Indonesia yang tak kunjung turun. Padahal untuk menempuh perjalanan mudik atau liburan membutuhkan Bahan Bakar yang tidak sedikit.
Justru, beberapa Badan Usaha yang memproduksi BBM baik dalam negeri, BUMN dan swasta kompak menyesuaikan harga BBM pada 1 Desember2022.
Ini menunjukkan bahwa kenaikan harga BBM Indonesia belum menemukan celah akan turun.
Menyikapi hal ini ReforMiner Institute membeberkan beberapa alasan mengapa BBM di Indonesia harganya masih tinggi.
BACA JUGA:PGN Genjot Konversi ke CNG, Selain Kendaraan Sektor Ini juga Dibidik
Sedangkan di beberapa negara tetangga yaitu Malaysia dan Singapura harga BBM mengalami penurunan.
Sebelum diulas mengenai harga BBM di Indonesia, simak terlebih dahulu daftar harga BBM di Singapura dan Malaysia sebagai perbandingan.
Dilansir radarkaur.co.id dikutip dari laman resmi harga Bensin Global:
· Malaysia: Harga Bensin US$ 0.455 per liter jika dirupiahkan sekitar Rp.7.057 per liter (kurs. Rp. 15.511). Dari harga semula US$ 0,46 per liter.
Sedangkan harga Solar US$ 0,483 dirupiahkan Rp. Rp 7.398 per liter. Dari harga semula US$ 0,483 per liter.
Catatan: keduanya mengalami penurunan jika dibandingkan harga BBM periode 11 November 2022 yang harganya cukup tinggi.
· Singapura: Harga jual US$ 1,920 jika dirupiahkan Rp. per liter, harga rupiah senilai 29.781 per liter. Dari harga semula yaitu US$ 2.026 per liter.