"Selama ini pembatasan beli pertalite dan solar subsidi seperti diatur Perpres 191 tahun 2014 sudah berjalan, akan tetapi masih banyak terjadi penyalahgunaan karena banyak yang ngisi berkali-kali. Disebebkan sistem belum terintegrasi," tambah Saleh.
BACA JUGA:Horee, Petani Sawit Menang Banyak, BBM Sawit mulai 1 Februari mulai Tersedia di SPBU
BACA JUGA:Keindahan Pulau Lombok dan Pulau Sumbawa, Sekeping Surga di Nusa Tenggara Barat
BACA JUGA:4 Hari Jelang Aturan Baru BBM Berlaku, Peminat Pertamax justru Turun
BACA JUGA:Klarifikasi Perselingkuhan Mertua-Menantu: Norma Risma Ungkap Kronologi Cerai, Sudah 3 Kali Bercinta
Secretary Corporate Pertamina Patra Niaga, Irto Ginting mengungkapkan jumlah tersebut khusus untuk kendaraan roda empat.
"BBM masih sekitar 3,2 juta kendaraan yang terdaftar (MyPertamina). Hanya roda empat. Dua belum," kata Irto.
Konsumen Tidak Bisa Pindah-pindah SPBU
Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) menjelaskan jika nantinya setiap SPBU di Indonesia akan dipasangi sistem terbaru.
Sistem IT baru tersebut akan memantau penggunaan BBM subsidi yang sudah diberi kuota harian, salah satunya BBM solar subsidi.
Kepala BPH Migas, Erika Retnowati dalam keterangannya menjelaskan bahwa sistem IT terintegrasi akan diberlakukan di SPBU-SPBU pemerintah.
BACA JUGA:Terbaru, Ini 3 Orang Terkaya di Indonesia Versi Majalah Forbes, Pemilik Djarum dan BCA Nomor Berapa?
Nantinya, pembelian beberapa jenis BBM, salah satunya solar subsidi akan wajib menggunakan aplikasi MyPertamina.
Di sisi lain, SPBU akan memiliki satu buah sistem yang bisa memantau penggunaan BBM harian.