RADARKAUR.CO.ID - Nama dr Cipto Mangunkusumo melejit ke ranah publik baru tahun 1912.
Saat itu dr Cipto Mangunkusumo menggabungkan diri bersama Indische Partij, sebuah partai politik pertama beraliran tradisionalis kiri di Hindia Belanda.
Selain aktif dalam organisasi Indische Partij, Cipto juga mempelopori sistem pengkaderan untuk memperoleh anggota partai yang militan.
Salah satu cara yang Cipto lakukan adalah merekrut banyak anggota dan memberikannya pengajaran politik semaksimal mungkin.
BACA JUGA:Kisah dr Cipto Mangunkusumo Pernah Usul Raja Kasunanan Surakarta Pensiun
Kehadiran Cipto dalam Indische Partij sangat berpengaruh bagi kemajuan pergerakan Nasional di awal abad ke-20.
Cipto Mangunkusumo dengan beberapa kawan lainnya (E.F.E. Douwes Dekker dan Ki Hadjar Dewantara) telah memprakarsai jalan awal massa merealisasikan kemerdekaan.
Cipto jadi motivator perjuangan yang penting dalam catatan sejarah Indonesia hingga saat ini.
Kerasnya pendidikan politik Cipto membuat pemahaman dirinya tentang sistem feodal menjadi buruk.
Menurut mantan eksil di Belanda tersebut konsep feodal sangat buruk untuk negara yang dominasi rakyatnya seorang petani, buruh, dan nelayan.
BACA JUGA:Hapus Masa Kontrak Kerja PPPK, Marketplace Guru juga Alihkan Sistem Gaji Tenaga Pendidik
BACA JUGA:Pemerintah Sepakat Hapus Masa Kontrak Kerja PPPK, Marketplace Guru dan Poin-Poin Pentingnya
Sebab raja sering meminta jatah upeti dari sebagian penghasilan rakyatnya.
Maka dari itu raja mereka (rakyat) anggap sama dengan pemegang otoritas lokal yang represif.