Kompeni Belanda dan konsep feodal kerajaan itu sama-sama membuat rakyat sengsara.
BACA JUGA:Lomba Panjat Pinang, Ultah Ratu Belanda dan Penghinaan Martabat Bangsa Indonesia
BACA JUGA:Cerita Rakyat Jawa Barat: Lutung Kasarung dan Purbasari
Sehingga satu-satunya jalan adalah Indonesia Merdeka, bebas dari penjajahan Kompeni Belanda dan Feodalisme kerajaan-kerajaan di tanah jawa.
Raja saat itu hampir sama jahatnya dengan Kompeni Belanda.
Raja juga meminta upeti kepada Rkaytanya. Sedangkan Kompeni Belanda memungut pajak.
Bahkan Raja tak segan menghabisi rakyatnya yang membangkang tidak membayar upeti.
BACA JUGA:Kisah dr Cipto Mangunkusumo Pernah Usul Raja Kasunanan Surakarta Pensiun
Cipto juga memprotes Pakubuwono X karena punya harta yang bergelimang namun masih saja menarik pajak rakyat seberat-beratnya.
Sikap dr Cipto Mangunkusumo yang menentang sistem feodal itu dimanfaatkan oleh Ratu Belanda yang sudah lama ingin menghabisinya.
Lalu ditebarlah Fitnah bahwa dr Ciptomangunkusumo berencana membunuh Raja Pakubuwono X.
Pada tahun 1919, nama dr Cipto Mangunkusumo memenuhi tampak depan surat kabar Belanda.
Media kolonial tersebut memfitnah Cipto akan melakukan pembunuhan Raja Pakubuwono X.
BACA JUGA:Kuliah Sambil Usaha, Mahasiswa asal Kaur Sukses jadi Peternak Ayam Jago