RADARKAUR.CO.ID - Peristiwa medali pemberian Ratu Belanda yang dipasang di bokong oleh dr Cipto Mangunkusumo sampai juga ke negeri kincir angin itu.
Dibawa oleh seorang perwira yang baru kembali. Mendengar itu, Ratu Belanda sangat kesal dengan dr Cipto Mangunkusumo.
Padahal Ratu Belanda sebelumnya sudah menaruh harapan bahwa salah seorang aktivis perjuangan kemerdekaan Indonesia bisa ditundukan dengan penghargaan dan jabatan.
Tapi ternyata tidak. Hal itu membuat Ratu Belanda memberikan perintah agar para gubernurnya di tanah Jawa untuk secepatnya menyingkirkan dr Cipto Mangunkusumo.
BACA JUGA:Tuah Ratu Belanda Tak Moncer, Bangun Tidur Harta Low Tuck Kwong Menguap Rp 134 Triliun
BACA JUGA:Dipicu Reunian, Kota Tetangga Bengkulu Ini Sumbang 100 Janda Baru per Hari
Apalagi terdengar informasi bahwa dr Cipto sudah bergabung dengan E.F.E. Douwes Dekker dan Ki Hadjar Dewantara untuk membentuk Indische Partij.
Partai itu sangat berpengaruh sebagai pergerakan Nasional di awal abad ke-20.
Cipto juga dikenal sebagai tokoh yang vokal dalam menentang kompeni dan sistem kerajaan di Tanah Jawa saat itu.
Bahkan Cipto dan teman-temannya itulah yang pertama memprakarsasi untuk merealisasikan kemerdekaan.
BACA JUGA:Tantang Ratu Belanda, Sultan Agung Mataram Hanyakrakusumo 2 Kali Gempur Batavia
BACA JUGA:NAH LHO, Bengkulu Masuk jajaran 10 Besar Provinsi Berpenduduk Paling Tidak Bahagia
Cipto adalah motivator ulung dan menggebu-gebu.
Para pemuda yang tercerai berai ia satukan dalam naungan Indische Partij.
Disinilah Cipto memberikan pendidikan politik kepada para pemuda. Menentang Kompeni Belanda sebagai penjajahan dan Menentang sistem kerajaan sebagai sebuah Feodalisme yang menyengsarakan rakyat.