Ini mungkin mengesankan, dan mungkin menjadi yang terlama selama satu abad, tetapi ini hanyalah sebuah gerhana.
Jadi, dengan menggunakan istilah “bulan darah”, kita menggabungkan takhayul dengan ilmu pengetahuan.
Seperti halnya cerita rakyat Hindu Rahu yang memberikan deskripsi legendaris tentang mekanika orbit bulan.
“Bulan darah” menarik minat pada langit dan gerhana bulan, tetapi daripada menunggu malapetaka dan kehancuran.
Llebih baik kita melihatnya sesuai dengan interpretasi Islam - sebagai ilustrasi monumental tentang gerakan tata surya kita yang menarik dan nyata.
Jadi saran saya adalah: saksikanlah gerhana bulan seperti bagaimana langit terbentang di atas kita.
Beri nama sendiri, beri makna sendiri, dan nikmati bersama teman dan keluarga.
Dan saya rasa akan ditemukan bahwa istilah blood moon tidak bisa menggambarkan keajaiban dari apa yang kita saksikan.**