"Antena mampu membentuk beberapa pancaran dan dengan demikian meningkatkan bandwidth saluran komunikasi. Selain itu, kontrol elektronik dari arah pancaran, tergantung pada lokasi perangkat penerima, memberikan jangkauan dan kualitas komunikasi terbaik, ”kata Pavel Turalchuk, Associate Professor dari Departemen Mikroradioelektronik dan Teknologi Radio (MIT) dalam sebuah wawancara dengan RT.
BACA JUGA:'Pagar Ayu' Siswi SMK di Kaur Dirusak Pemuda Ini, Modusnya Bikin Wartawan Geram
BACA JUGA:Gamers Belum Jago Kalau Belum dapat Saldo DANA Rp500 ribu, Hati-Hati Ketagihan!
Prototipe terdiri dari tiga bagian utama.
Yang pertama adalah sub-array emitter: terhubung ke pemancar multi-saluran yang mentransmisikan dan menerima sinyal radio.
Selanjutnya, sinyal-sinyal radio ini masuk ke susunan antena tembus, yang membentuk pancaran terfokus.
Arah sinar diatur menggunakan dioda semikonduktor yang menerima sinyal dari papan kontrol.
“Kami bergerak menuju solusi hybrid, dimana kontrol pancaran disediakan dalam bentuk analog dan pada saat yang sama menggunakan transceiver digital multi-saluran untuk memberikan pemisahan spasial pancaran," kta pavel.
Pendekatan ini memungkinkan untuk memperoleh keuntungan dalam efisiensi energi dan biaya solusi dibandingkan dengan solusi digital sepenuhnya, tetapi pada saat yang sama mencapai fungsionalitas yang lebih luas dibandingkan dengan antena tanpa kontrol elektronik, seperti piringan konvensional,” jelas Pavel Turalchuk .
Sekarang para ilmuwan sedang bersiap untuk secara eksperimental menerapkan antena prototipe.
Menurut penulis karya tersebut, prototipe tersebut akan segera dapat menjadi dasar produksi industri antena untuk jaringan 5G.***