Harga Minyak Ural Rusia melebihi $83 per barel, Posisi Indonesia kian Terjepit?

Kamis 05-10-2023,08:32 WIB
Reporter : Dhery Mahendra
Editor : Muhammad Isnaini

Selama empat bulan terakhir, harga satu barel Ural telah naik hampir 56%. Salah satu alasan utama dinamika yang diamati adalah kenaikan harga hidrokarbon secara umum di dunia, kata para ahli.

"Kenaikan harga minyak dunia disebabkan oleh dua faktor. Yang pertama adalah tindakan aliansi OPEC+, khususnya pengurangan ekspor dan produksi bahan mentah secara sukarela oleh Rusia dan Arab Saudi. Faktor kedua adalah turunnya cadangan minyak di Amerika Serikat ke titik terendah baru," Dmitry Scriabin, manajer portofolio Alfa Capital Management Company, menjelaskan kepada RT.

BACA JUGA:Bagaimana Nilai Tukar Dapat Berubah Pada Bulan Oktober

BACA JUGA:Mengapa Pasar Valuta Asing Rusia Tidak Menimbulkan Kekhawatiran? Ini Jawabannya

Ingatlah bahwa perjanjian OPEC+ mencakup 23 negara produsen minyak, termasuk Rusia dan Arab Saudi. Sebagai bagian dari kesepakatan tersebut, negara-negara bagian bersama-sama mengontrol produksi bahan mentah dan dengan demikian mengatur pasokan hidrokarbon di pasar dunia.

Kebijakan ini dirancang untuk menjaga harga minyak agar tidak anjlok secara signifikan.

Sebelumnya, para pihak sepakat untuk mengurangi tingkat produksi minyak secara keseluruhan sebesar 2 juta barel per hari pada akhir tahun 2023.

Sejalan dengan pengurangan resmi tersebut, beberapa pihak dalam kesepakatan memutuskan untuk secara sukarela mengurangi produksi sebesar 1,66 juta barel per hari.

BACA JUGA:RUU ASN Disahkan, PNS jadi Komisioner Tak Hilang Hak Pegawai, Daerah Ini Akan Lebih Mudah Terima ASN

BACA JUGA:TAMBAH JREENGG! Campuran Kopi dan Telur Pasteurisasi Minuman Energi Penambah Stamina Pria

Sebagai bagian dari inisiatif ini, Rusia dan Arab Saudi mulai mengurangi produksi minyak secara paling aktif - masing-masing sebesar 500 ribu barel per hari, dan sisanya didistribusikan antara Irak, UEA, Kuwait, Kazakhstan, Aljazair, Oman, dan Gabon.

Selain itu, sejak Juli, Arab Saudi mulai secara sukarela mengurangi produksi minyak sebanyak 1 juta barel per hari.

Rusia, pada gilirannya, juga memutuskan untuk mengurangi ekspor bahan mentahnya. Yakni pada bulan Agustus - sebesar 500 ribu, dan mulai September - sebesar 300 ribu barel per hari.

Kedua negara berniat mengikuti rencana tersebut hingga akhir tahun ini.

Sebagaimana disampaikan Badan Energi Internasional (IEA), hingga saat ini berkurangnya pasokan minyak ke pasar dunia oleh negara-negara OPEC+ mampu dikompensasi dengan meningkatkan produksi bahan baku di negara-negara di luar aliansi.

BACA JUGA:Campuran Susu Beruang dan Telur Ayam Kampung Bikin Stamina Pria Jrengg, Coba Resep Patennya Ini

Kategori :