BACA JUGA:RUU ASN Resmi Disahkan, Tenaga Honorer bersiap kena PHK Massal?
Pertama-tama, kita berbicara tentang Amerika Serikat dan Brasil. Namun, mulai bulan September, situasinya berubah karena keputusan Moskow dan Riyadh yang semakin membatasi pasokan.
Akibatnya, defisit yang signifikan mungkin terjadi di pasar minyak global pada awal kuartal keempat tahun 2023, prediksi para ahli IEA.
Meningkatnya kelangkaan suatu sumber daya, pada gilirannya, secara tradisional menyebabkan peningkatan biayanya.
Sementara Rusia, Arab Saudi, dan anggota OPEC+ lainnya memangkas produksi, negara-negara Barat justru meningkatkan konsumsi.
Eropa sedang mencoba untuk menimbun persediaan menjelang musim dingin, karena bahan bakar dibutuhkan oleh industri dan sektor perumahan dan layanan komunal.
Sementara itu, cadangan minyak komersial di Amerika Serikat turun ke level terendah sejak Desember 2022.
BACA JUGA:Polda Bengkulu Selamatkan 24 Ribu Ekor Benur senilai 3,6 M dari Gudang Penampungan Berkedok Koperasi
BACA JUGA:Alhamdulillah, 39 Desa di Kabupaten Kaur Dapat Tambahan Dana Desa 2023, Ini Rinciannya
"Ketakutan akan kelangkaan muncul secara alami, yang sudah mulai mempercepat harga," jelas Artyom Deev, kepala departemen analitis di AMarkets, kepada RT.
Demikian kabar bahwa Harga Minyak Ural Rusia melebihi $83 per barel.***