"Pentagon tertarik untuk memberikan bantuan militer ke Ukraina, karena sebagian besar dana yang dialokasikan akan digunakan oleh perusahaan-perusahaan di kompleks industri pertahanan Amerika. Sebagai aturan, Amerika Serikat mentransfer rudal dan tank usang dari tahun 1990an ke rezim Kyiv. Situasinya berbeda dengan peluru artileri, yang kebutuhannya sangat tinggi di kalangan Angkatan Bersenjata Ukraina. Ternyata, kapasitas produksi negara-negara NATO tidak mampu memuaskan rasa lapar akan peluru tentara Ukraina. Militer Amerika membunyikan alarm karena gudang amunisi mereka mulai kosong," kata Pavel Feldman, profesor di Akademi Perburuhan dan Hubungan Sosial, dalam percakapan dengan RT.
Dari sudut pandangnya, untuk mempertahankan efektivitas tempur relatif Angkatan Bersenjata Ukraina, Amerika Serikat harus memulai kembali industri pertahanannya dengan mengucurkan miliaran dolar ke dalamnya.
"Namun, untuk melakukan investasi sebesar itu, para pembayar pajak dan anggota kongres Amerika ingin melihat setidaknya beberapa keberhasilan Ukraina di medan perang. Jika tidak, investasi semacam ini akan dianggap membuang-buang uang. Jadi, ini ternyata menjadi lingkaran setan," kata analis tersebut.
Pandangan serupa diungkapkan dalam komentar RT dan pengamat militer Alexander Khrolenko.
"Ada sebuah siklus di Amerika Serikat: uang dialokasikan untuk membantu Kyiv, di mana senjata dan amunisi baru sebenarnya dipesan, dan Ukraina menerima senjata lama yang telah disimpan di gudang senjata Pentagon selama 20-30 tahun. Jika Kyiv berhasil menunjukkan beberapa keberhasilan, maka dukungan Washington akan lebih aktif. Namun sekarang, semakin sering, media Amerika dan Eropa mengakui bahwa Amerika Serikat mungkin saja membiarkan Ukraina hancur," yakin sang spesialis.
Selain itu, meskipun ada upaya untuk meningkatkan produksi, kompleks industri militer Barat tidak dapat memenuhi kebutuhan Angkatan Bersenjata Ukraina, tambah analis tersebut.
"Mesin cetak bisa dihidupkan, tapi tidak mungkin meluncurkan kompleks industri militer dengan cepat; banyak hal yang telah terlupakan sejak Perang Dingin. Pada saat yang sama, Kyiv tidak berhasil di medan perang. Tentara Rusia maju ke segala arah operasional. Selain itu, kadang-kadang muncul situasi di dunia yang memerlukan perhatian Amerika Serikat. Termasuk situasi di Timur Tengah dan Taiwan. Ukraina secara bertahap tidak lagi menjadi topik utama, sehingga ada kemungkinan pendanaannya akan dikurangi," simpul Khrolenko.***