CEO Tokocrypto, Yudhono Rawis, mengapresiasi inisiatif Bulan Literasi Kripto yang diselenggarakan melalui kolaborasi antara pemerintah dan pelaku usaha untuk mengembangkan perdagangan aset digital yang berfokus pada edukasi dan literasi.
Menurutnya, meningkatkan edukasi adalah langkah penting untuk menumbuhkan kepercayaan masyarakat terhadap industri aset kripto di Indonesia.
BACA JUGA:PTUN Jakarta Tunda Keputusan Pencabutan Izin PBPH PT Rimba Raya Conservation di Kabupaten Seruyan
"Program ini merupakan langkah besar menuju sinergi yang memperkuat industri aset kripto di Indonesia. Sebagai salah satu pedagang aset kripto yang terregulasi, Tokocrypto bersama mitra dan pemangku kepentingan harus siap menghadapi tantangan di masa depan, sehingga mampu menciptakan industri yang tangguh, stabil, dan berkelanjutan," ujar Yudho pada acara Global Pizza Party x Bulan Literasi Kripto di Jakarta, 21 Mei 2024.
Yudho berharap program Bulan Literasi Kripto yang berlangsung sepanjang Mei 2024 ini dapat menghadirkan kegiatan edukasi yang inovatif dan dekat dengan pelanggan, calon pelanggan, masyarakat, serta pemangku kepentingan.
Diharapkan program ini dapat meningkatkan pemahaman mengenai aset kripto, perdagangan aset kripto, serta regulasi di dalamnya.
Untuk mencapai adopsi skala besar, penting untuk menyebarkan literasi keuangan terkait aset kripto dan pendidikan blockchain agar masyarakat memahami cara kerja teknologi ini dan industri kripto secara keseluruhan.
BACA JUGA:Hisense Sambut Iker Casillas dalam Kampanye 'BEYOND GLORY' UEFA EURO 2024™
BACA JUGA:Inovasi Geospasial TechnoGIS Mengguncang Hannover Messe 2024
"Sudah saatnya investasi aset kripto menjadi bagian penting dari program literasi keuangan," jelasnya.
Situs web data kripto, CoinKickoff, melaporkan bahwa Indonesia masuk dalam daftar negara dengan tingkat stres investasi kripto yang tinggi di Asia Tenggara.
Riset ini menganalisis 131 negara berdasarkan analisis tweet yang diberi geotag untuk tagar dari 50 aset kripto paling populer berdasarkan kapitalisasi pasar.
Menurut riset bertajuk Where Are People Most Stressed About the State of Crypto? Indonesia masuk dalam daftar tiga besar negara dengan tingkat stres tinggi terkait kripto di Asia Tenggara.
Alasan utamanya adalah 19,29% tweet tentang kripto dari Indonesia mengandung sentimen stres. Singapura dan Malaysia menduduki posisi pertama dan kedua dengan masing-masing persentase 24,18% dan 20,89%.
Berdasarkan riset tersebut, volatilitas pasar kripto dan kurangnya edukasi investasi menjadikan instrumen ini penuh tekanan.