RADARKAUR.CO.ID - Harga Bitcoin melonjak menjadi US$62.000 setelah Federal Reserve (The Fed) memotong suku bunga sebesar 50 basis poin pada 19 September 2024.
Pemangkasan ini merupakan yang pertama dalam empat tahun, bertujuan untuk menekan inflasi dan merangsang ekonomi.
Langkah ini disambut positif oleh pasar, dengan aset kripto dan saham seperti Nasdaq dan S&P 500 mengalami kenaikan setelah pengumuman.
Menurut trader Tokocrypto, Fyqieh Fachrur, pemangkasan suku bunga ini meningkatkan minat investor terhadap aset berisiko, termasuk kripto.
BACA JUGA:Simak Aturan Baru Pajak Untuk Bangun dan Renovasi Rumah, Berlaku Mulai Tahun 2025!
Kebijakan moneter yang lebih longgar cenderung membuat investor mencari alternatif investasi yang menguntungkan, seperti Bitcoin.
Meskipun volatilitas Bitcoin meningkat pasca pengumuman, lonjakan harga mencerminkan optimisme pasar, diikuti aksi ambil untung oleh beberapa investor.
Dampak dari penurunan suku bunga ini diharapkan berlanjut hingga akhir tahun, dengan proyeksi pemangkasan lebih lanjut pada pertemuan FOMC berikutnya.
Likuiditas yang meningkat kemungkinan akan mendukung harga aset kripto dan saham.
BACA JUGA:Reksa Dana BRIF BRI-MI Raih Penghargaan Tahun 2024
Namun, Fyqieh juga memperingatkan potensi risiko global, seperti penyusutan selisih suku bunga antara dolar AS dan yen Jepang, yang bisa memengaruhi pasar kripto.
Melihat prospek ke depan, investor masih menunggu data inflasi penting seperti Personal Consumption Expenditures (PCE) pada 27 September untuk melihat langkah selanjutnya dari The Fed.
Jika inflasi menunjukkan penurunan, kebijakan pelonggaran moneter kemungkinan akan berlanjut, yang dapat memperkuat sentimen positif di pasar kripto.