Dengan kondisi minimnya vaksin dan obat-obatan untuk ternak ini akan sangat sulit untuk mencegah penyebaran penyakit sapi ngorok
"100 dosis itu kita suntikan semua , dan jumlah vaksin ini masih sangat kurang , kita sangat berharap agar suplay vaksin lebih diperbanyak, karena kalau vaksin minim dan obat-obatan minim kita akan sangat sulit untuk mengendalikan penyebaran penyakit sapi ngorok ini, karena penyakit ini penularannya sangat cepat," harapnya.
BACA JUGA:SG Patpuluh Football Club, Klub Bapack-Bapack Penghobi Sepakbola, Simak Jadwal Latihannya
BACA JUGA:Proyek Pembangunan Pasar Inpres Rugikan Negara Rp2,6 Miliar, 2 Konsultan jadi Tersangka
Kendati demikian, peternak masih bisa melakukan beberapa langkah antisipasi dengan mengandangkan hewan ternaknya guna mencegah kontak langsung dengan hewan ternak lain, melakukan desinfeksi pada kandang dan membatasi aktifitas jual beli hewan ternak dari luar daerah Kabupaten Kaur.
Untuk itu Dinas Pertanian Kaur meminta agar masyarakat Kaur yang mempunyai ternak sapi dan juga kerbau supaya tidak melepas liarkannya terlebih dahulu.
Paling banyak laporan kasus yang masuk ke Dinas Pertanian ada di Kecamatan Tanjung Kemuning.
Sebanyak 15 ekor kerbau milik warga dinyatakan mati akibat terjangkit penyakit yang sangat mematikan ini.
BACA JUGA:Susunan Kabinet Zaken Prabowo-Gibran, Ini Bocoran 49 Menteri dan 60 Wamen/Kepala Badan
BACA JUGA:Waktu Tepat Aplikasi Pupuk Rock Phosphate bagi Sawit, Simak Unsur Hara yang Penting dalam Pupuk
Ditambahkannya, sebagai informasi penyakit ngorok adalah penyakit menular yang kerap kali menyerang hewan ternak seperti sapi dan kerbau.
Penyakit ini disebabkan oleh bakteri Pasteurella multocida yang menyerang saluran pernapasan dan sistem lain pada hewan ternak.
Penyakit ngorok dapat menyebabkan kematian pada ternak sapi, terutama jika sapi belum memiliki daya tahan tubuh yang cukup.
Penyakit ini sering terjadi pada musim hujan.
BACA JUGA:Cara Aplikasi PUPUK KCL untuk KELAPA SAWIT, Dosis dan 9 Manfaatnya