RADARKAUR.CO.ID - Pagi itu, sinar matahari Jakarta menembus sela-sela gedung pencakar langit.
Budi Kecil, bocah berusia sepuluh tahun dengan tubuh kurus dan rambut kusut, melangkah ringan di sepanjang Jalan Sudirman.
Di pundaknya tergantung karung usang, tempat ia menyimpan botol-botol plastik bekas, hasil jerih payahnya setiap hari.
Hari itu, 20 Oktober 2024, ada sesuatu yang berbeda.
BACA JUGA:Rumah Pintar: Hunian Aman dan Ramah Lingkungan
Jalanan yang biasanya penuh kendaraan macet mendadak disulap jadi arena karnaval raksasa.
Ribuan orang berbaur, tertawa, dan menikmati panggung hiburan yang berdiri megah di setiap sudut.
Musik dari sound system bergema, bersahutan dengan deru mesin jet yang terbang rendah di atas kota.
Aneka jajanan berderet di trotoar, dari bakso hingga es krim mahal yang tak pernah Budi rasakan seumur hidupnya.
BACA JUGA:Bupati Kaur Pimpin Pemusnahan 8 Ton Obat dan Alkes Kedaluwarsa di Dinas Kesehatan
BACA JUGA:Kejuaraan Tarkam di Kabupaten Kaur Dimulai, Simak Pesan Bupati Kaur Di Sini!!
Bagi Budi Kecil, hari itu terasa seperti dunia lain.
Bukan hanya karena ia tidak harus menghindar dari petugas ketertiban umum, mereka hari ini sibuk mengatur lalu lintas massa, tapi karena sepanjang jalan, ia menemukan botol-botol plastik melimpah.
Orang-orang tak peduli pada sampah. Dalam waktu singkat, karung Budi penuh sesak, tak lagi cukup untuk menyimpan semua botol yang ia temukan.