Di Indonesia, momen Hari Pahlawan ini dapat menjadi inspirasi bagi pemerintahan Presiden Prabowo untuk menunjukkan bahwa komitmen terhadap keadilan dan kemakmuran rakyat bukan sekadar kata-kata.
Jika pendahulu kita dimasa lampau mampu buktikan, pemerintah di negara-negara besar tersebut mampu berpihak pada rakyat, maka Indonesia sebagai negara demokrasi pun seharusnya melakukan hal yang sama.
Salah satu langkah nyata yang dinanti adalah, ditengah kunjungan kenegaraan Presiden ke luar negeri, Presiden dapat segera perintahkan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka dan jajarannya untuk segera mengambil tindakan dalam konflik yang terjadi di PIK 2, Banten, demi melindungi kepentingan rakyat dari dampak proyek tersebut.
BACA JUGA:Siap, Komandan! Tom Lembong Saja Kita ‘Lego’ Hari Ini!
Semangat perlawanan arek-arek Suroboyo di masa lalu kini hidup kembali di hati rakyat yang memperjuangkan keadilan dan kesejahteraan lingkungan mereka, salah satunya seperti yang terjadi pada proyek strategis nasional PIK 2.
Peringatan Hari Pahlawan ini harus menjadi pemantik bagi pemerintah untuk menunjukkan keberpihakan pada rakyat, bukan hanya seremonial.
Jika janji untuk menegakkan keadilan dan menjaga kesejahteraan rakyat benar-benar diwujudkan, maka kita akan menyaksikan kebangkitan semangat yang berakar pada keberanian, keadilan, dan keberpihakan pada rakyat.
Inilah makna sejati dari Hari Pahlawan 10 November, hari ketika pemerintah dan rakyat berdiri bersama dalam cita-cita besar untuk Indonesia yang berdaulat, adil, dan sejahtera.
BACA JUGA:Suami Main Game Online, Perangkat Desa di Kaur Ini 'Main' dengan Tetangga
BACA JUGA:Kevin Diks Debut Lawan Jepang dan Arab Saudi? Proses Pindah Warga Negara Disetujui DPR RI
'Prabowo The Last Emperor' adalah sebuah harapan yang sangat besar bagi seluruh rakyat Indonesia, di tengah segala krisis yang kita hadapi.
Jika Presiden Prabowo gagal dalam menegakkan komitmennya untuk melindungi rakyat dari kepentingan oligarki dan memastikan keadilan serta kesejahteraan bagi semua lapisan masyarakat, maka Indonesia ke depan akan sangat sulit mewujudkan cita-cita besar yang terkandung dalam konstitusi negara kita.
"The Last Emperor" bukanlah sekadar gelar, tetapi sebuah tanggung jawab besar pemimpin untuk memastikan bahwa bangsa ini tidak terjebak dalam cengkeraman kepentingan segelintir orang.
Keberhasilan atau kegagalan Presiden Prabowo dalam menjaga arah negara ini akan menentukan apakah Indonesia dapat menjadi bangsa yang benar-benar berdaulat dan berpihak pada rakyat, atau justru terperosok dalam kebijakan yang hanya menguntungkan kelompok-kelompok tertentu.
BACA JUGA:Tom Lembong, Adili Jokowi dan Tangkap Fufufafa: Martir Perubahan Politik di Indonesia