Pupuk Sawit Bersubsidi Bukan Pemborosan, Justru Menambah Kas Negara

Jumat 14-02-2025,09:38 WIB
Reporter : Muhammad Isnaini
Editor : Muhammad Isnaini

Tes kali ini dilakukan terhadap 50 kendaraan.

Biodiesel dari minyak sawit ini sudah lolos 18 komponen ujian standar emisi.

"Penelitian sudah kami lakukan sejak 2009 untuk menghasilkan bahan bakar nabati," ungkap Kepala Balitbangtan Fadjry Djufry, (Gatra.com,15/4/2019).

Kementan juga telah dilakukan uji coba B100 kepada mobil dengan jarak tempuh 6.000 km.

BACA JUGA:Agar TBS Kelapa Sawit Besar dan Berat, Ini 5 Jenis Pupuk yang Wajib Diberikan

BACA JUGA:Harga TBS Hari Ini di Provinsi Bengkulu, Simak Faktor Penting Harga TBS Kelapa Sawit

Penelitian ini telah dilakukan selama 2 tahun.

Kebijakan ini dapat meningkatkan kesejahteraan petani, menghemat cadangan energi fosil, serta ramah lingkungan.
Ternyata penggunaan BBN murni (B-100) lebih efisien.

Sebagai perbandingan  B100 pada mobil yang sama menempuh 13,1 km per liter, sedang solar murni hanya mampu menjangkau 9,6 km per liter, lebih efisien 36 %.

Secara teknis B-40 bahkan sampai B-100 tidak ada masalah dengan mesinnya, yang menjadi masalah adalah jumlah bahan bakunya.

BACA JUGA:Cara Aplikasi PUPUK KCL untuk KELAPA SAWIT, Dosis dan 9 Manfaatnya

BACA JUGA:Waduh, Perusahaan Kelapa Sawit di Kaur Dapat Raport Merah, Total ada 4 Perusahaan di Bengkulu

Saat ini produktivitas minyak sawit di Indonesia masih di bawah 36 % (2.847 ton/ha/tahun).

Di Perkebunan Rakyat hanya 32 % (2.559 ton per hektar), Perkebunan Swasta Nasional & Asing hanya 43 % (3.443 ton per hektar), tetapi Perkebunan Besar Negara sudah mencapai 51% (4.107 ton/ha).

Artinya Perkebunan milik Negara lebih baik, sayang luasannya sangat rendah hanya 3.5 % dari total areal kelapa sawit di Indonesia.

Potensi Produktivitas minyak sawit adalah 10 ton per hektar per tahun.

Kategori :