Ribuan Siswa SD Belum Bisa Baca
CBN – Jumlah siswa atau pelajar yang tidak bisa baca tulis di Kabupaten Cirebon dipastikan bertambah banyak. Kondisi tersebut tidak bisa dielakan karena pandemi Covid-19. Kadisdik Kabupaten Cirebon, Drs H Asdullah Sam Anwar MM mengatakan pada tahun 2019, ada sekitar 4.000 siswa yang belum bisa baca tulis. Jumlah tersebut dipastikan mengalami kenaikan karena pembelajaran tatap muka yang belum bisa dilaksanakan dalam setahun terakhir. “Sebelum pandemi angkanya sekitar 4000an anak yang belum bisa baca tulis. Sekarang jumlahnya kita perkirakan meningkat. Waktu tatap muka saja angkanya cukup banyak, apalagi ditambah dengan kondisi sekarang,” ujarnya seperti dikutip dari Radar Cirebon (Fajar Indonesia Network Grup). Menurut Asdullah, pihaknya sudah melakukan kajian terkait dampak Covid-19 terhadap dunia pendidikan. Ada beberapa statistik yang cukup menjadi bahan evaluasi berkaitan dengan kondisi anak-anak. Menurutnya, karena tidak mengikuti KBM untuk waktu yang cukup lama, anak-anak mengalami perubahan sikap dari mulai jadi malas, melawan orang tua, tidak disiplin dan dampak negatif lainnya. “Saya sudah instruksikan kepada 359 korwil yang ada untuk memantau kondisi siswauntuk kemudian dilakukan kajian tentang dampak pandemi Covid-19. Ada kecenderungan muncul hal-hal negatif pada sebagian anak. Salah satunya dari pengaruh buruk gadget dan internet,” imbuhnya. Ditambahkan Kadisdik, dengan pembelajaran daring, efektivitas pembelajaran daring hanya sekitar 40 persen. Kondisi tersebut tidak sama antara satu siswa dengan lainnya. Proses belajar bergantung pada pengawasan dan bimbingan orangtua saat belajar dari rumah. Menurutnya, dulu ditahun 2015, jumlah siswa yang tidak bisa baca tulis sekitar 15 ribuan.“Jumlah tersebut kita kikis dengan berbagai program dan terobosan. Akhirnya pada tahun 2019 terkoreksi menjadi 4 ribuan. Sekarang dengan situasi Covid-19, jumlahnya kini semakin bertambah tentunya, saya sudah minta buat dihitung lagi, korwil dan guru sekarangsedangmelakukan pendataan untuk memastikan angka terbarunya,” bebernya. Dinas Pendidikan menurut Asdulah sudah melakukan kajian untuk melaksanakan tatap muka bagi siswa-siswa di Kabupaten Cirebon baik SD maupun SMP. Kajian tersebut meliputi berbagai aspek. Mulai dari efektifitas pembelajaran, perubahan sikap anak, merebaknya kumpulan anak jalanan dan banyaknya orangtua yang kewalahan mendampingi anaknya belajar. “Pada dasarnya Disdik siap menggelar belajar tatap muka. Kita sudah menginventarisi kebutuhan-kebutuhan untuk menunjang pelaksanaan KBM tatap muka dengan protokol kesehatan ketat. Sudah dari awal tahun kita persiapkan. Sekarang kita tinggal menunggu kajian dari Satgas, apakahbisa dibuka atau harus menunggu lagi,” jelasnya. Lebih lanjut Asdullah menyebut pihaknya sudah melakukan verifikasi sarana dan prasarana sekolah untuk menunjang pembelajaran dimasa pandemisebanyak tiga kali. Verifkasi sudah dilakukan sejak November. “Kita tekankan agar sarana dan prasarana KBM disekolah sesuai dengan prokes. Sekolah harus menyediakan ruangan khusus antisipasi ada siswa yang suhu badannya tinggi ketika dicek dengan termogun. Itu semua sudah siap. Rencananya Januari kemarin, ternyata tidak boleh dan mundur lagi,” ungkapnya. Terpisah, Kadinkes Kabupaten Cirebon Hj Eni Suhaeni SKM Mkes mengatakan saat ini pihaknya sedangmelakukan vaksinasi tahap kedua dengan salah satu sasarannya adalah guru. Daridata yang sudah masuk, ada sekitar 13 ribu guru yangharus divaksin sebelum pelaksanaan KBM tatap muka dimulai. “Target kita selesai itu untuk para guru sekitar Mei 2021. Tapi itu juga melihat ketersedian vaksin. Kalau cukup dan ada tentu akan selesai sesuai target,” katanya. (dri)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: