Mas Bechi
Kapolres Jombang AKBP Moh Nurhidayat dan pimpinan Ponpes Shiddiqiyyah Ploso Jombang KH Muhammad Mukhtar Mukti saat akan menangkap anak sang kiai yang jadi tersangka kasus pencabulan santriwati, Moch Subchi Azal Tsani alias Mas Bechi (42)----
Indonesia pun stabil.
Nama Muchtar banyak dikaitkan dengan Opsus ini. Karena itu pondok ini tidak pernah satu barisan dengan pondok besar Jombang lainnya.
Ia tidak NU juga tidak Muhammadiyah –hanya ubudiahnya lebih dekat ke NU. Kemajuan pondok Muchtar justru lebih banyak dikelompokkan di satu barisan dengan pondok al-Zaitun di Kuningan, Jabar.
Padahal yang lima besar di Jombang itu pun juga ada yang mendukung Golkar sejak awal: KH Mustain Romli Rejoso, Peterongan.
Di era itulah, di tahun 1970-an itu, berdiri bangunan bertingkat pertama di pondok Ploso. Di sebelah gubuk pertama. Gedung itu diberi nama Majmal Bahrain. Pertemuan dua samudera. Kelak nama itu juga menjadi nama perguruan tinggi di kompleks pondok.
Kebangkitan besar berikutnya ketika didirikan kelompok Shiddiqiyyah putri. Awalnya diberi nama panjang: Jamiyah Kautsaran Putri Fatinah Binti Maimun Hibbatullah Dewi Ratna Swari Shiddiqiyyah.
Berkembang pesat. Saya lupa mana yang lebih dulu: pembentukan Shiddiqiyyah Putri atau meninggalnya KH Musta'in Romli.
Waktu itu Musta'in juga seorang Mursyid. Dari aliran Tarekat Nahshabandiyah. Pengikutnya juga sangat besar. Mereka ini banyak yang beralih ke Shiddiqiyyah setelah sang Mursyid meninggal dunia.
Mas Bechi kini hidup di dalam rumah tahanan kelas II Surabaya di Medaeng, Sidoarjo. Izin pondok itu sendiri dicabut. Saya masih sulit mencerna hubungan antara kasus penahanan ini dengan pencabutan izin itu.
Mungkin perlu Kautsaran tiga hari tiga malam untuk memahaminya. (Dahlan Iskan)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: