Varian Siluman
"RS.... full pasien Covid varian baru BA 2.75. Mereka habis liburan ke Bali. Varian baru lebih menakutkan. Butuh 20 hari baru negatif ."
Itu beredar di WA Kamis kemarin. Tentu saya tidak percaya begitu saja. Juga tidak langsung terpengaruh. Saya forward info itu ke dua peneliti yang Anda sudah hafal namanya: drh Indro Cahyono dan Prof Dr Chairul Anwar Nidom.
Indro langsung merespons: "Varian baru dan lonjakan angka itu dua hal yang berbeda. Jangan panik," katanya.
Untuk bisa tahu bahwa itu ''varian baru'' tidak mudah. Harus dilakukan sequence DNA. Tidak cukup dengan PCR, apalagi rapid test. "Jangan ada pikiran kalau di suatu tempat ditemukan varian baru, lalu di situ jumlah pasien naik berarti varian baru semua," ujar Indro.
BACA JUGA:Perkembangan Kasus Dugaan Korupsi Baznas Bengkulu Selatan, Ini Kata Kajari
BACA JUGA:Ditangkap di Kepahiang, Sindikat Ini Cetak dan Sebar Upal Lintas Provinsi
Memang kini ditemukan varian baru lagi. Yakni varian Centaur. Yang juga mendapat gelar ''varian siluman'' –kesannya lebih menakutkan, seperti terbaca di WA itu.
Saya pun bertanya: dari mana datangnya gelar siluman itu.
Ternyata itu tidak ada hubungannya dengan kesaktian suatu varian. ''Gelar'' siluman itu berlatar belakang kisah di balik nama itu saja.
Nama Centaur diambil dari –lagi-lagi– Yunani. Di sana ada tokoh mitos bernama Centaur. Tokoh mitos. Bukan tokoh sejarah.
Centaur itu berwujud setengah kuda, setengah manusia. Bisa berderap, bisa terbang. Kalau lari kecepatannya melebihi kecepatan cahaya. Kalau terbang melebihi kecepatan Garuda ditambah Lion, ditambah Citilink, ditambah Batik ditambah Wing Air pun kalau masih harus ditambah Bouraq.
BACA JUGA:Kajari Sebut Negara Rugi Rp 540 Juta Pada Kasus Dana Hibah ke KPU Kaur
BACA JUGA:133 Pejabat Eselon 3 dan 4 Pemda Kaur Dilantik
Dari situlah muncul gelar 'siluman'. Kata siluman itu memang mampu menggetarkan ketakutan --padahal uang siluman justru bisa menyilaukan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: