Mak Edi

Mak Edi

Prof Dr Azyumardi Azra Ketua Dewan Pers yang meninggal dunia--(dokumen/radarkaur.co.id)

Tokoh di balik semua itu adalah Munawir Sjadzali.

Ia menteri agama di zaman Pak Harto yang berlatar belakang diplomat.

Pikirannya lebih global. Maka ia dorong alumni UIN di mana pun untuk meraih gelar doktor di Barat. Tidak lagi hanya di Mesir atau Arab Saudi.

Munawir adalah sopir perubahan itu. Tapi jalan untuk ke sana sudah disiapkan oleh tokoh seperti Prof Mukti Ali.

Ia menteri agama yang kalau pidato sering tidak memulai dengan assalamualaikum.

Ia intelektual Islam yang sering bicara langsung pada pokok persoalan.

Di dirinya, iklim ilmiah tidak tenggelam oleh kalimat-kalimat basa-basi yang mubadzir.

Perintis jalan lainnya adalah Prof Harun Nasution.

"Prof Harun-lah yang menyadarkan kita bahwa dalam Islam begitu banyak aliran dan kita menjadi bisa menerima perbedaan itu," ujar Prof Komar.

Maka ketika para dosen muda UIN dikirim belajar ke Barat, tidak ada lagi yang terkejut.

Tidak ada lagi yang gegar budaya.

"Kita-kita belajar ke Barat tidak lagi dengan perasaan was-was, curiga dan kehati-hatian yang kelewat tinggi," ujar Prof Komar.

Tentu jasa intelektual pembaharu pemikiran Islam seperti Nurcholish Madjid dan Dawan Rahardjo juga sangat besar.

Keilmuan membuat mudah menerima perbedaan.

"Saya kehilangan sekali," ujar Prof Komar tentang meninggalnya Prof Azra.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: