Kaipang Greenhope
Kaipang--
Greenhope mengambil peran di reduce: memproduksi barang ramah lingkungan yang bisa menggantikan fungsi plastik.
Harganya memang masih lebih mahal. Tapi mereka yang sangat peduli sudah mulai menggunakannya. Juga untuk ekspor.
Pabrik kertas di Subang juga mulai bergerak ke sana: mendesain produk kertas yang akan bisa menggantikan fungsi bubble plastik.
Yakni plastik pembungkus barang agar lebih aman. Anda sering iseng dengan bubble plastik –memijit-mijitnya, sampai pecah.
Waktu ke pabrik kertas itu, bulan lalu, saya dipameri jenis kertas yang sudah dicacah tapi masih dalam bentuk lembaran dan bisa digulung.
Kalau lembaran kertas itu ditarik barulah berubah bentuk. Bisa mengamankan barang yang dibungkus.
Mungkin fungsi styrofoam yang masih sulit dicarikan pilihan penggantinya yang ramah lingkungan. Anda yang mungkin tahu harus bagaimana.
Salah satu yang hadir di Greenhope itu adalah Willyam Wiranda dari Surabaya. Juga anak muda, kini 41 tahun.
Willyam pilih bergerak di R kedua: recycle. Ia punya pabrik penampung sampah plastik terbesar di Indonesia.
Lokasinya di dekat pabrik bumbu masak Miwon di Driyorejo. Ia menampung 2.800 ton sampah plastik sebulan.
Ketika saya puji kesuksesannya Willyam merendah.
"Saya ini hanya kaipang, pak," katanya.
Anda sudah tahu apa itu kaipang. Saya sudah tahu sejak muda, ketika kecanduan nonton film serial Sin Tiaw Hiap Lu. Kaipang adalah pemulung atau pengemis.
Tapi kaipang itu fisiknya saja yang kumal dan kumuh. Kependekaran wushunya tetap kelas sambo.
Willyam juga salah satu pendekar: pendekar 4-R Indonesia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: