Kaipang Greenhope
Kaipang--
Sampai di pabrik Willyam sampah plastik itu dicacah oleh mesin cacah. Lalu dicuci. Dikeringkan. Diproses jadi bijih plastik. Dijual.
Atau ia olah sendiri jadi produk jadi. Misalnya untuk kantong sampah berwarna hitam itu.
Willyam terjun ke sampah meneruskan usaha mertuanya. Ia melakukan modernisasi usaha itu.
Sebagai sarjana manajemen Ubaya (Universitas Surabaya) ia ubah usaha sampah informal Sang mertua jadi perusahaan berbentuk PT.
Awalnya Willyam bekerja di bank. Di bagian corporate.
Di bank itu ia berkenalan dengan seorang gadis. Pacaran. Serius. Ketika Willyam melamar, ia tahu pacarnya itu 4 bersaudara, perempuan semua.
"Lamaran saya diterima. Tapi dengan syarat. Saya harus meneruskan usaha beliau. Jadilah saya bergabung ke partai kaipang mertua," ujar Willyam.
Ternyata di tengah para perusak seperti Sambo, gas air mata Kanjuruhan, dan narkoba Teddy Minahasa, kita masih punya pahlawan-pahlawan lingkungan untuk masa depan bumi. (*)
Komentar Pilihan Dahlan Iskan*
Edisi 19 Oktober 2022: Tulisan Pendek
Mbah Mars
Biarpun kemarin tulisan pendek, yg penting Abah tetap konsisten nulis. Pasti Abah belajar dari Azza Lutfi yg selalu konsisten komen di tahta 4. Kalimat pakemnya, "Selamat, anda menempati tahta emp4t. Tersenyumlah dan nikmati hari dg bahagia"
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: