Culture Shock? 5 Tradisi Pernikahan di Kaur yang Bikin Heran Orang Kota

Paling umumnya nasi berkat yang hanya dikhususkan kepada emak-emak yang datang membawa bingkisan tadi. 

Ada petugas khusus yang diharuskan mencatat atau menghafal berapa jumlah nasi berkat yang harus diberikan.  

Sehingga emak-emak yang berjaga di Dapur biasanya bakalan repot banget menyiapkan berkat untuk tamu. Berkat diberikan saat tamu berpamitan pulang.  

Kalau di Kaur sendiri, ada istilahnya 'Hehantaran’ atau memberikan nasi, lauk pauk hingga kue kepada pihak-pihak tertentu. Misalnya memberikan rantang hehantaran kepada Kades, sesepuh desa, pendamping pengantin, ketua dapur dan pihak-pihak penting lainnya.  

 

5. Tradisi Rewang dan Kumpul Adat di Kaur

Ada juga nih tradisi pernikahan yang khas di Kaur, yaitu rewang dan Kumpul Adat. Rewang adalah budaya memasak untuk hajatan pernikahan menggunakan tungku batu dan kayu bakar. 

Tungku-tungku itu tersusun di beberapa titik, kemudian emak-emak dan petugas masak akan memasak secara serentak dan memenuhi bagian belakang rumah.  

Kedua, kumpul Adat yang tidak bisa dilewatkan sebagai bagian dari proses pernikahan. Kumpul bertujuan menghimpun masyarakat untuk kemudian membahas secara bersama tentang pelaksanaan pernikahan. 

Misalnya mengatur petugas memasak air (tukang air hangat), MC acara resepsi, tukang sambut tamu dan lainnya.  

Kumpul terbagi dua, pertama adalah kumpul keluarga dimana yang dihimpun hanya keluarga besar saja. 

Gunanya untuk membahas kelanjutan dan persiapan acara pernikahan. Selanjutnya, Kumpul Rami (Ramai) yang menghimpun seluruh masyarakat setempat.  

Kumpul rami adalah puncak H-2 persiapan pernikahan. Dimana masyarakat diminta untuk datang besoknya mempersiapkan segala perintilan akad nikah. 

Sampai akhirnya hari terakhir atau resepsi pernikahan. Saat kumpul rami, masyarakat juga diharuskan mengisi kotak sumbangan suka rela.**

Sumber: