Culture Shock? 5 Tradisi Pernikahan di Kaur yang Bikin Heran Orang Kota

Culture Shock? 5 Tradisi Pernikahan di Kaur yang Bikin Heran Orang Kota

Culture Shock? 5 Tradisi Pernikahan di Kaur yang Bikin Heran Orang Kota.--Tangkapan layar YouTube @Zhafran RA Chanel

KAUR, RADARKAUR.CO.ID - Bicara tentang tradisi atau budaya di setiap daerah sudah pasti berbeda. Apalagi perbandingan antara kehidupan di desa dengan kota yang memiliki perbedaan 360 derajat. 

Terus apa perbedaan itu menyebabkan culture shock atau perasaan di mana seseorang merasa tertekan serta terkejut ketika berhadapan dengan lingkungan dan budaya baru.

Lalu, apakah tradisi pernikahan juga berbeda?

Secara keseluruhan untuk prosedur pernikahan berdasarkan Agama,  tentu sama karena sudah ditetapkan oleh Pemerintah Republik Indonesia. 

BACA JUGA:Hotman Paris ke Kapolri soal Kasus ART di Bengkulu: Bukan Kasus Triliunan Tapi Menyentuh Rasa Kemanusiaan 

BACA JUGA:Bingung Pilih Lokasi Liburan? Pantai Laguna Kaur Solusinya! Ngedate Romantis Bareng Pasangan

Seperti mencatat pernikahan ke KUA untuk umat Islam dan melangsungkan akad nikah sesuai aturan hukum Islam dan negara.  

Namun, dari segi pelaksanaan tradisi pernikahan di desa berbeda dengan orang kota. Hal ini dikarenakan masyarakat desa masih memegang teguh kepercayaan dan tradisi pernikahan leluhur. Misalnya saja ingatan ritual Pakem yang masih dijaga oleh sesepuh.  

Sementara di  kota pernikahan digelar minimalis dan sederhana. Hal ini karena pernikahan di kota serba bayar, termasuk sewa gedung pernikahan.  

Dengan penduduk yang sudah bercampur baur dari daerah lainnya, peran sesepuh bisa dikatakan sudah jarang. Karena kehidupan kota yang bersifat akulturasi budaya. Jadi, sejenis Pakem ritual bisa dibilang langka.  

BACA JUGA:DICARI! Relawan Piala Dunia Junior U-20, Daftar Langsung di Link Sini 

BACA JUGA:Kerajinan Anyaman Sepi Peminat, Terancam Punah

Sehingga tak jarang saat penduduk kota datang ke pedesaan bisa mengalami Culture Shock saat menyaksikan prosesi pernikahan  penduduk desa yang masih kental nilai-nilai budayanya. 

Karena warga desa di dominasi penduduk asli. Sehingga tradisi pernikahan masih terjaga.  

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: