Culture Shock? 5 Tradisi Pernikahan di Kaur yang Bikin Heran Orang Kota

Selain itu, peran sesepuh dalam mempertahankan budaya asli juga menjadi faktor serta penduduk desa didominasi penduduk asli. 

Berikut ini 5 tradisi pernikahan di desa yang harus diketahui:  

BACA JUGA:Seru Kapolri, Hotman Paris Minta Propam Periksa Oknum Tolak Laporan ART 

BACA JUGA:Hotman Paris Senggol Kapolda Bengkulu, Ada Apa?

1. Tradisi Pernikahan Desa dan Peran Tukang Undang

Jangan heran jika kamu sudah bertandang ke pernikahan di perkampungan yang kamu kunjungi. Atau ada keluargamu yang tinggal di kota menikahi anak desa. Karena di desa masih melestarikan budaya memakai jasa ‘Tukang Undang’. Padahal pihak Keluarga nantinya juga akan menebar Undangan kertas.  

Biasanya, Tukang Undang ini bertugas mendatangi satu-persatu rumah penduduk di wilayah terdekat yaitu kampung keluarga yang akan mengadakan pernikahan dan kampung tetangga. 

Sedangkan untuk wilayah desa yang cukup jauh, biasanya tukang Undang hanya mendatangi kerabat terpenting saja.  

Fungsi dari tukang Undang ini adalah untuk memberikan kesan baik kepada pihak yang diundang. Mendatangi orangnya secara langsung, kemudian berbasa-basi soal pernikahan dianggap sopan.  

BACA JUGA:UMK 3 Daerah di Bengkulu diusul Naik 2023, Bagaimana Kaur? Simak Penjelasan Kadis Tenaga Kerja 

BACA JUGA:Disenggol Hotman Paris, Kapolda Bengkulu Beri Penjelasan Begini!

Tukang Undang ini biasanya keluarga paling dekat calon pengantin. Orang tua atau saudara kandung. 

Biasanya yang diobrolkan adalah jadwal-jadwal pelaksanaan pernikahan. Misalnya di Kabupaten Kaur, sebelum hari H pernikahan akan melewati beberapa persiapan. 

Seperti Kumpul Sanak Family, Meramu, Merempah Kaum Ibu, Akad Nikah, Resepsi pernikahan dan terakhir Nampun Kule (Silaturahmi dua keluarga pasca pernikahan).  

Sementara untuk setiap prosesi akan kembali diundang, namun yang mengundang adalah utusan atau perwakilan saja.

Sumber: