8 Kerajaan Islam di Sumatra, Dari Selat Malaka hingga Selat Sunda, Termasuk Kerajaan Kaur

8 Kerajaan Islam di Sumatra, Dari Selat Malaka hingga Selat Sunda, Termasuk Kerajaan Kaur

8 Kerajaan Islam di Sumatra, Dari Selat Malaka hingga Selat Sunda, Termasuk Kerajaan Kaur.--Ilustrasi

Sementara itu sebagai bukti keberadaan dari keberadaan keluarga Raja Luwih di Lampung adalah, bahwa sampai saat ini masih ada tanah adat disekitar Ketapang Kalianda, Lampung yang diakui banyak orang sebagai milik Kerajaan Kaur.

Setelah daerah Bintuhan dapat dikuasai dan kemudian diputuskan untuk menetap di sana.

Semenjak itu pula Pangeran Santa (Sante) sering mendapat tantangan dan gangguan dari Kerajaan Rejang, yang pada waktu itu telah terlebih dahulu menguasai daerah Kaur.

Perselisihan tersebut berkembang menjadi perang terbuka antara Pangeran Santa (Sante) dengan kerajaan Rejang.

Gangguan yang dilakukan oleh Kerajaan Rejang ini sudah sangat menganggu dan tidak lagi bisa di atasi oleh pasukan Pangeran Santa (Sante).

Maka kemudian ia meminta bantuan adiknya, Pangeran Raja Luwih Seberani Gunung Kaur yang pada masa itu masih bermukim di Ketapang Kalianda.

Dalam perjalanan dari Ketapang Kalianda menuju Kaur, beliau membuat pedang pusaka yang diberi nama "SEBARAU LAPAR ", guna menghadapi Kedikdayaan Balandika dari Kerajaan Rejang.

Selain dalam rangka membantu menghadapi Kerajaan Rejang, Raja Luwih Seberani Gunung Kaur juga diminta membantu untuk menghadapi gangguan dari pemberontak dari Abung (Penumpu) yang sering menganggu dan memeras Rakyat Kaur.

Pedang Sebarau Lapar saat ini disimpan dengan baik oleh keturunan Raja Luwih Seberani Gunung Kaur. yang
bermukim di Desa Way Hawang, Marga Sambat.

Atas prakarsa dari Kedatuan Pasemah, yang merupakan kedatuan tertua dari sisa Melayu Sriwijaya, dicapai perdamaian dan pembagian wilayah.

Kerajaan Rejang diberi wilayah disekitar Lebong Tandai dan wilayah Rimba Maya atau Kaur sekarang ini diberikan kepada Pangeran Sante.

Raja Tungkuk, seorang petinggi dari kedaulatan Pasemah, diberi tugas untuk mengawal evakuasi suku Rejang
untuk pindah ke Lebong Tandai di utara Semidang Bukit Kaba.

Raja Tungkuk kemudian bermukim dan menetap di Lebong Tandai serta menjadi bagian dari suku Rejang. Orang Rejang kemudian lebih mengenal beliau dengan gelar Manuk-Minrur.

Wilayah Rimba Maya atau Kaur kemudian dibagi oleh Pangeran Santa yaitu, wilayah Sambat hingga ke Hulu Sungai
Triti, atau Air luas, sampai ke daerah Haji atau Nambak, diberikan kepada pangeran Raja Luwih Seberani Gunung Kaur.

Sedangkan daerah di sekitar Bandar Bintuhan menjadi milik Pangeran Santa.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: