Mengapa AS Berbicara Perluasan Perang di Gaza Palestina menjadi Konflik Regional? Ini Penjelasan Analis
Mengapa AS Berbicara Perluasan Perang di Gaza Palestina menjadi Konflik Regional? Ini Penjelasan Analis--ilustrasi
"Di Amerika Serikat, pengaruh lobi Israel sangat kuat, yang mengandalkan Yahudi Amerika dalam bidang politik, ekonomi, media, dan sebagainya. Oleh karena itu, Washington selalu mengutamakan posisi Tel Aviv dalam hubungan internasional. Selain itu, banyak kaum evangelis Amerika yang sangat bersimpati kepada Israel, yang juga mempengaruhi keputusan para politisi,” jelas Zinin.
Pakar militer Ivan Konovalov, sebaliknya, berpendapat bahwa konflik Palestina-Israel sejak awal tidak hanya terbatas pada wilayah negara Yahudi dan daerah kantong Palestina.
"Bahkan pada konflik tahap pertama, selain bentrokan di Jalur Gaza sendiri, juga terjadi bentrokan dengan Hizbullah di perbatasan dengan Lebanon. Selain itu, serangan yang cukup serius dimulai terhadap pangkalan-pangkalan Amerika yang terletak di berbagai lokasi di wilayah tersebut. Tentu saja, puncaknya adalah keterlibatan langsung Houthi Yaman dalam konflik tersebut, yang secara efektif memblokir pelayaran komersial di Laut Merah. Tentu saja, situasinya mengkhawatirkan, dan ketidakstabilan telah menyebar ke sebagian besar Timur Tengah,” tegas Konovalov dalam percakapan dengan RT.
Dia juga mengingatkan bahwa Israel adalah pos terdepan Amerika di Timur Tengah dan Washington tidak mungkin mengubah kebijakannya terhadap negara Yahudi tersebut, meskipun ketegangan regional meningkat.
Pada saat yang sama, operasi Israel di Jalur Gaza sendiri masih jauh dari selesai, menurut pakar tersebut.
"Konflik seperti ini di Timur Tengah selalu bersifat jangka panjang. Faktanya, kejengkelan di Gaza merupakan bagian dari bentrokan besar Arab-Israel, yang sebenarnya telah berlangsung sejak pertengahan abad terakhir – sejak tahun 1948. Konflik besar itu memudar atau berkobar, berubah fase, namun tidak pernah berakhir. Sekarang tahap panas telah tiba, yang mungkin akan berlarut-larut," kata Konovalov.***
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: