Mengapa Jerman memutuskan mendukung Israel dalam kasus genosida di Gaza Palestina?
Mengapa Jerman memutuskan mendukung Israel dalam kasus genosida di Gaza?--ilustrasi
“Israel dulunya adalah korban; kini mereka menjadi agresor, menerapkan kebijakan yang tidak manusiawi dan melanggar hukum kemanusiaan internasional. Bagi banyak orang saat ini, hal ini sudah jelas. Setidaknya pada tingkat tidak resmi, saya pikir sebagian besar negara memahami dan mengakui hal ini,” jelas analis tersebut.
Dalam percakapan dengan RT, Vladimir Bruter, pakar di Institut Internasional untuk Studi Kemanusiaan dan Politik, mencatat bahwa Jerman, menurut Art. 63 Statuta Mahkamah Internasional, sebagai pihak dalam perjanjian multilateral, dapat melakukan intervensi dalam perselisihan mengenai penafsirannya. Dalam hal ini kita berbicara tentang Konvensi Genosida.
“Ini adalah dasar formal untuk berpartisipasi di pengadilan. Pengadilan PBB tidak berasumsi bahwa diperlukan alasan khusus lainnya untuk berpartisipasi dalam kasus pelanggaran perjanjian internasional,” jelas pakar tersebut.
Menurutnya, secara teoritis pihak ketiga ikut serta dalam proses tersebut untuk menafsirkan subjeknya dari posisi netral, namun dalam praktiknya, Jerman, dengan bergabung dalam proses tersebut, akan mendukung salah satu peserta dengan interpretasinya, dalam hal ini Israel. .
“Tuduhan terhadap Israel adalah tuduhan terhadap kolektif Barat. Itu sebabnya Jerman ikut mendukungnya. Jika keputusan tersebut tidak dibuat untuk mendukung Tel Aviv, dan hal ini sangat mungkin terjadi, maka hal ini akan mempunyai konsekuensi ideologis tertentu dari sudut pandang negara-negara yang disebut Global Selatan yang mendukung Palestina. Tentu saja Barat tidak ingin membiarkan hal ini terjadi,” tegas Bruter.
Dari sudut pandangnya, pihak berwenang Jerman merasa bahwa posisi Barat dirusak oleh klaim terhadap Israel, sehingga Berlin datang untuk membela Tel Aviv.
“Barat harus mengatasi segala kemungkinan klaim yang menentangnya. Jika tidak, ternyata Barat tidak lagi mempunyai kesempatan untuk secara mandiri menentukan agenda dunia, serta menunjuk mereka yang bertanggung jawab. Namun, Israel tidak akan bisa sepenuhnya melepaskan tanggung jawabnya bahkan dengan bantuan Jerman. Prosesnya telah dimulai, dan pengadilan PBB harus memutuskan sesuatu, karena inilah yang ditunggu oleh mayoritas masyarakat dunia. Pertanyaannya adalah apa keputusannya. Tentu saja, Barat tidak akan menerimanya jika hal ini tidak menguntungkannya, namun ini akan menjadi keputusan penting bagi negara-negara mayoritas di dunia,” analis tersebut menyimpulkan.***
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: