RADARKAUR.CO.ID, JAKARTA – Investasi illegal alias Investasi “Bodong” makin sulit diberantas. Usaha untuk menutup dan memberantas semua investasi bodong ternyata sangat sulit.
Meskipun Otoritas Jasa Keuangan (OJK) selalu waspada terhadap berbagai sistem investasi.
Serta terus mengetatkan sistem investasi. Namun nyatanya kasus penipuan justru semakin parah.
Hal itu menarik perhatian semua kalangan. Apalagi korban investasi bodong semakin banyak.
Ibarat pepatah, mati satu tumbuh seribu.
BERITA TERKAIT: Korban Arisan Bunga RL hingga Mancanegara
Anggota Komisi XI DPR RI, Anis Byarwati mengakui system investasi saat ini semakin canggih dan sulit dideteksi.
Ia juga mengatakan bahwa sejauh ini peran OJK melalui satgas waspada investasi memang sudah cukup optimal.
Namun demikian, kejahatan berkedok investasi juga ternyata semakin masif dengan menggunakan berbagai cara.
Intinya, satgas waspada investasi memang seolah "kejar-kejaran" dengan modus operandi yang dilakukan penipu berkedok investasi.
BACA JUGA:Polda Sumsel Tahan 11 Kades dan 1 Kontraktor, Kasusnya Mirip Dengan di Polres Kaur
“Jadi disini saya OJK sudah tumbuh, karena itu harus lebih keras lagi, tapi setiap kali mereka menutup (investasi bodong) katanya satu seribu yang ditutup, begitu mudah untuk membuka tawaran-tawaran investasi online," ujar Anis kepada Fin.co.id , disela-sela agenda INSAV Festival 2022 di Jakarta, Minggu 3 Juli 2022.
Menurut Anis, penetrasi penawaran investasi bodong saat ini cukup mudah, bahkan melalui ponsel saja para penipu bisa dengan leluasa memasarkan produk.
BACA JUGA:Kisah Penjual Miras Oplosan, Tewaskan 3 orang hingga Karaoke Ayu Ting-Ting Ditutup
Maka itu, agar kalah langkah, Anis meminta agar mitra kerjanya yaitu OJK melalui satgas investasi, bisa bekerja lebih keras lagi dalam mendeteksi investasi yang tidak melakukan penipuan tersebut.
"Jadi saya pikir memang pemerintah harus lebih melindungi rakyatnya dari upaya-upaya invetasi bodong, apalagi yang disasar banyak kalangan muda, artis banyak yang kena drngan tawaran yang menggiurkan. Jadi saya pikir juga masyarakat harus jeli tergiur dengan tawaran-tawaran imbal keuntungan yang tidak masuk akal, karena biasanya yang tidak masuk akal itu bodong," tegas Anis.
BACA JUGA:33 Desa di Kaur Miliki Destinasi Wisata, Butuh Digarap Maksimal