Kiat Lenny ini tentu bisa bikin pusing produsen beras porang yang murni.
Apalagi harga jualnya 11-12.
Padahal dengan pakai tambahan bahan baku beras, harganya harusnya bisa jauh lebih murah.
Dengan harga masih Rp 185.000/kg tentu beras porang Pati ini masih sulit diharap bisa menaikkan konsumsi porang di dalam negeri.
Berarti harga porang masih tergantung pada kebaikan pasar Tiongkok.
Maka nasihat ahli dari IPB ini perlu didengar para petani porang. Nama ahli itu: Prof Dr Edi Santosa.
"Porang itu tanaman sederhana. Jangan dibuat manja," kata Edi saat seminar bibit porang pekan lalu.
"Kalau tidak dimanjakan, maka harga jual Rp 3.000/kg itu masih ada untung," tambahnya.
Kata Prof Edi: tanahnya tidak perlu diolah, tanamnya tidak sulit, tidak perlu pemeliharaan, tidak perlu pupuk yang mahal, tumbuh sendiri, pun di tanah kurang subur.
Selama ini petani telah memanjakan porang.
Akibatnya, biayanya pun naik. Petani rugi.
Maka berhentilah memanjakan apa pun dan siapa pun. (*)