RADARKAUR.CO.ID - Kerajaan Kaur didirikan sekitar tahun 1697 Masehi oleh Pangeran Raja Luwih (Sabrani Gunung Kaur).
Raja Kaur maupun Raja Bintuhan merupakan keturunan dari para bangsawan dengan garis keturunan berasal dari raja Banten. Raja Kaur berasal dari keluarga kerajaan Banten dan masih memiliki satu darah keturunan dengan Sultan Ageng Tirtayasa.
Dalam sejarahnya, sosok Ratu Darah Putih adalah putra dari Syarif Hidayatullah yang lebih dikenal dengan nama Sunan Gunung Djati.
Ketika Sunan Gunung Djati menjadi Sultan Cirebon dan kemudian mendirikan Kesultanan Banten.
BACA JUGA:Berperang Melawan Pasukan Ratu Belanda, Sultan Ageng Tirtayasa Dikhianati Putra Kandung Sendiri
BACA JUGA:Sosok Amangkurat I, Raja Otoriter, Bersahabat dengan Ratu Belanda, Pembunuh Adik Kandung dan Ulama
Sunan Gunung Jati tetap menjadi Sultan di Kesultanan Cirebon, sementara Kesultanan Banten diserahkan kepada putranya yakni Ratu Darah Putih.
Ratu Darah Putih melahirkan para sultan di Banten, salah satunya yakni Sultan Ageng Tirtayasa.
Pangeran Raja Luwih adalah putra dari pasangan suami istri Dewa Sekanjang Hitam dan Dewi Sekanjang Putih.
Mereka adalah saudara sepupu dari Ratu Darah Putih, penguasa pertama Kerajaan Banten.
Masyarakat Kaur sangat percaya bahwa Raja Kaur maupun Raja Bintuhan adalah orang-orang yang memiliki kesaktian, karena mereka keturunan dari para orang besar yang berasal dari Banten.
Cerita tentang asal usul Raja Kaur yang berkembang ditengah masyarakat tersebut, bahkan sudah menjadi sebuah
legenda dan diyakini kebenarannya.
Dalam buku berjudul "Peninggalan Sejarah dan Potensi Wisata Kabupaten Kaur Provinsi Bengkulu" yang diterbitkan BPSNY Padang diceritakan Raja Luwih (Sabrani Gunung Kaur) ini memiliki satu orang saudara bemama "Sante ".