Wali Allah ini kerap hadir saat para peziarah datang mengantarkan doa. Namun hanya orang yang diizinkan Allah yang dapat merasakan kehadirannya.
Secara nalar kita tak akan mampu dihadapkan dengan kehadirannya. Namun secara hakekat, ruh Syekh Aminullah hadir di raga penerusnya sebagai tempat meminjam raga/wali abdal, yang setiap periode tertentu digantikan oleh orang berbeda.
Sehingga pemaknaan dalam ilmu tarekat, Syekh Aminullah masih selalu hadir untuk menyambung doa bagi peziarah.
Ada dua tempat yang menjadi petilasan Syekh Aminullah yakni kolam berbentuk makam dengan hakekatnya manusia dilahirkan, dimatikan dan dibersihkan dan bukit yang justru menjadi tempat kedua atau turun menyampaikan doa.
Komarudin menceritakan kolam batu inilah tempat pertama yang dituju Syekh Aminullah atas perintah Allah menjadikannya tempat bersuci.
BACA JUGA:Kasus Dana BOK 2022 di Kaur, 2 Puskesmas yang digeledah, 14 Puskesmas Lain Sudah Aman?
Kolam batu yang digali menggunakan tangan dalam semalam menjadi salah satu karamah Syekh Aminullah.
Sekelilingnya terdapat tiga sumur kecil/lubang berbentuk lafaz Allah, dan sembilan lubang bermakna sembilan ayat dalam Surah Al-Fatihah serta kehadiran wali sembilan/wali songo penerus Syekh Amnilullah untuk mengajarkan Islam di Nusantara.
Komarudin mengatakan bersuci dan mandi di kolam batu ini menjadi kewajiban sebelum mengamalkan doa/ziarah di maqam ini.
Jika peziarah datang tanpa mandi di kolam ini, maka amalannya sama dengan beribadah di rumah/tempat biasa.
Tempat kedua sebagai pusat/bukit dengan dua batu lonjong, kurang lebih setinggi 40 senti meter dan berat 30 kilometer, penanda tempat berdoa.
Hakekatnya justru sebagai tempat turun atau tempat terendah di bumi untuk menyampaikan doa.
Berbentuk seperti makam untuk mengingat kematian dan tempat kembali kepada Allah.
Kedua pembuatan/tempat petilasan ini memiliki jarak yang diperkirakan satu tahun setelah Syekh Aminullah menggali kolam.
Di sekeliling dua batu inilah peziarah menyampaikan doa kepada Allah agar hajat dan urusan dunia cepat terkabul.
***