Mukroni khawatir, para pembeli akan lari jika ia menaikkan harga menu makanan di warteg. Apalagi, saat ini kondisi ekonomi sebagian masyarakat Indonesia masih dalam tahap pemulihan usai pandemi COVID-19.
"Dalam kondisi ekonominya kayak gini, untuk menaikkan harga menu warteg dengan daya beli yang belum pulih ini, kan, dilema. Kalau menaikkan nanti omzetnya turun, ya, kan. Jadi, dari kami mengharapkan pemerintah, ya, tadi mensubsidilah harga beras," imbuhnya.
BACA JUGA:Jaksa Sidik Dana Verfak Parpol atau Uang Sogok DCT di KPU Kaur? Milik Siapa Uang Tunai Puluhan Juta?
Penyebab Kenaikan Versi Pemerintah
Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan mengungkapkan, penyebab kenaikan harga beras bukan hanya efek situasi di dalam negeri.
Menurutnya, kebijakan penyetopan ekspor beras India juga menjadi faktor penyebab kenaikan harga.
Sejumlah faktor itu disampaikan Zulhas dalam Rapat Kerja dengan DPR di Jakarta, Senin, 04 September 2023.
"Memang beras ini soal dampak psikologi. Ada El Nino, India ini melarang ekspor beras walau berasnya ada stok 7 juta (ton), saya baru pulang dari India. India ada beras 7 juta stoknya, sebenarnya 4 juta lebih dari cukup untuk cover mereka. 3 juta itu bisa diekspor tapi tetap dilarang." kata Zulhas di DPR, Senin, (4/9/2023).
BACA JUGA:Resmi dari Pertamina, Harga Terbaru Elpiji 3 Kg Melon dan Bright Gas Selasa 19 September 2023
Pantauan melalui Panel Harga Badan Pangan Nasional, harga beras mengalami kenaikan. Per Senin ini, pukul 18.00, di tingkat pedagang grosir beras premium dihargai Rp13.460/kg kemudian beras premium Rp11.650.
Sementara di tingkat eceran, beras premium di angka Rp14.170 dan beras medium Rp12.510.
Harga beras terus mengalami kenaikan sejak setahun lalu. Kenaikan juga terjadi dalam dua pekan terakhir.***