RADARKAUR.CO.ID - Hampir 90 staf badan PBB untuk pengungsi Palestina tewas di Jalur Gaza sejak 7 Oktober.
Menurut PBB, ini adalah kerugian terbesar yang dialami organisasi tersebut dalam satu konflik.
Dengan latar belakang ini, para pemimpin badan kemanusiaan PBB meminta masyarakat internasional untuk segera mencapai gencatan senjata dari pihak-pihak yang terlibat dalam konflik Palestina Israel.
Berdasarkan informasi yang ada, hingga saat ini tercatat sekitar 1,4 ribu kematian di Israel. Namun jumlah kematian dipihak Israel dipercayai mencapai 5 ribu jiwa. Dengan kumlah paling besar ada di unit khusus yang mencapai 4 ribu personil pada serangan hari pertama 7 Oktober 2023.
BACA JUGA:Orang Rusia semakin tertarik Beli Lahan di Pinggiran Kota
Sementara ada 10 ribu kematian di Jalur Gaza, termasuk 40 ribu lebih anak-anak dan 3 ribu wanita.
PBB menderita korban terbesar dalam sejarah dalam satu konflik. Hal ini menyusul pernyataan bersama para kepala badan kemanusiaan organisasi dunia mengenai situasi di Israel dan wilayah Palestina.
Menurut data per 5 November, sejak dimulainya babak baru ketegangan (7 Oktober), 88 pegawai Badan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA) telah tewas di Jalur Gaza.
"Kita perlu segera mencapai gencatan senjata kemanusiaan. 30 hari telah berlalu. Cukup. Ini harus segera dihentikan," kata pernyataan itu.
Dokumen tersebut juga memberikan informasi dari struktur resmi Israel dan Palestina mengenai jumlah korban dan kematian.
BACA JUGA:Majelis Umum PBB Mengadopsi resolusi Seruan Gencatan Senjata Konflik Israel Palestina di Jalur Gaza
Dengan demikian, di Israel, sekitar 1,4 ribu orang menjadi korban eskalasi konflik, ribuan orang luka-luka.
Kota Askelon saat ini menjadi kota mati karena ditinggal penduduknya guna mengunsi ke Israel bagian selatan. Ada sekitar 2 juta pengungsi yang saat ini menjadi tanggungan pemerintah Israel.