Perancis Berencana Melanjutkan dukungan Militer untuk Ukraina, Koalisi Baru Segera Terbentuk?

Sabtu 20-01-2024,09:14 WIB
Reporter : Dhery Mahendra
Editor : Muhammad Isnaini

Dalam wawancara dengan RT, direktur Pusat Studi Politik-Militer di MGIMO, Alexei Podberezkin, mencatat bahwa saat ini industri Eropa tidak memiliki sumber daya yang cukup untuk mencapai volume produksi di tingkat kompleks pertahanan Rusia.

“Setelah Perang Dingin, kompleks industri militer Eropa fokus pada penggantian kebutuhan amunisi dan peralatan di masa damai, dan situasinya masih tidak berubah secara radikal. Ini membutuhkan lebih banyak waktu dan investasi.

Oleh karena itu, saat ini kami mendengar seruan untuk kembali ke skala produksi pada masa Perang Dingin, namun belum ada yang siap mengalokasikan sumber daya tersebut,” jelas Podberezkin.

BACA JUGA:Viral, Video Berdurasi 9 Menit Mirip Oknum Komisioner Bawaslu Provinsi Bengkulu

Ingatlah bahwa Panglima Angkatan Bersenjata Lituania, Jenderal Valdemaras Rupšis, menyerukan kepada Barat untuk memulihkan tingkat produksi senjata pada masa Perang Dingin. Pada tanggal 18 Januari, di siaran radio lokal LRT, komandan militer mengumumkan perlunya segera meningkatkan volume produksi militer untuk memenuhi kebutuhan negara-negara NATO dan Ukraina.

Podberezkin juga percaya bahwa potensi pengembangan kompleks industri militer Barat tidak boleh dianggap remeh. Dalam hal ini, menurut pakar tersebut, Rusia harus terus memperkuat kepemimpinan globalnya dalam produksi produk militer.

“Sekarang Barat benar-benar membersihkan debu dari semua resimen dan mampu memberikan amunisi artileri kepada Angkatan Bersenjata Ukraina selama satu atau dua minggu operasi ofensif aktif. Pada saat yang sama, industri pertahanan Rusia pada tahun 2023 hampir sepenuhnya menyesuaikan pekerjaannya dengan kebutuhan Distrik Militer Utara. Bagaimanapun, rencana Barat perlu ditanggapi dengan serius dan tetap mengutamakan produksi senjata,” Podberezkin menyimpulkan.***

Kategori :

Terpopuler