Sesar Besar Sumatra atau Patahan Semangko sepanjang 1900 Km, Bisakah Bergeser Sekaligus Seperti di Myanmar?
Sesar Besar Sumatra atau Patahan Semangko sepanjang 1900 Km, Bisakah Bergeser Sekaligus Seperti di Myanmar?--ilustrasi
Danau Singkarak, Kerinci dan Ranau menjadi 3 danau yang berpotensi terjadinya tsunami local.
Seperti yang pernah terjadi di Danau Singkarak pada tanggal 28 Juni 1926.
Menurut Soteadi 1962, gelombang tsunami ini disebabkan oleh penurunan permukaan tanah di bagian selatan Danau Singkarak.
Di beberapa tempat, penurunan permukaan tanah bisa mencapai 10 meter.
Penurunan secara tiba-tiba tersebut menyebabkan gelombang tsunami, menjalar dari bagian selatan danau menuju utara danau yang ditempuh dalam waktu 10 menit.
Jika diperkirakan jarak yang ditempuh tsunami dari bagian selatan danau menuju bagian utara danau adalah 20.57 kilometer, maka kecepatan tsunami di Danau Singkarak kala itu diperkirakan mencapai 122 kilometer per jam.
Likuefaksi dan Longsor juga menjadi ancaman disepanjang sesar besar sumatra.
Wilayah yang berpotensi terjadinya Likuefaksi dengan Kerentanan tertinggi adalah Kabupaten Pidie, Aceh Tengah, Aceh Tenggara, Karo, Pasaman, Kerinci, Rejang Lebong dan Empat Lawang.
Wilayah tersebut tersusun dari tanah aluvial disepanjang Sesar Besar Sumatra, jenis tanah tersebut rentan terhadap likuefaksi saat terjadi gempa kuat.
Untuk zona likuefaksi sedang tersebar diwilayah Pesisir Aceh, Sumut, Sumbar dan Bengkulu serta diwilayah yang terdapat Danau besar.
Mitigasi dan Rekomendasi harus dilakukan oleh pemerintah disemua wilayah tersebut.
Hal ini bertujuan untuk mengurangi dampak bencana. Berikut beberapa langkah mitigasi yang dapat dilakukan.
1. Pemetaan Zona Rawan Gempa, Identifikasi tepat lokasi sesar aktif untuk perencanaan infrastruktur.
2. Pembangunan Infrastruktur Tahan Gempa, Menerapkan standar bangunan seismik di kota-kota rawan.
3. Sistem Peringatan Dini, Memperkuat jaringan seismograf dan sistem peringatan tsunami.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:
