Siapa Membunuh Putri (6): Ajakan Bang Jon
Ilustrasi seseorang menembak sasaran didepannya.--(dokumen/radarkaur.co.id)
Pakai survei dan riset yang makan waktu lama.
Bang Jon meletakkan dua pilihan di hadapanku: bergabung di grup yang besar, mapan, dan legendaris itu, atau tetap di grup kami yang muda, agresif, dan baru saja memberiku sebuah kenaikan posisi karir yang amat lekas kuraih.
”Kau jawab besok saja, tak usah hari ini. Eh, tapi aku hari ini dan besok izin tak masuk ya. Sudah bertahun-tahun kayaknya aku ndak pernah cuti,… Bilang sama Eel ya, aku izin, malas aku hubungi dia,” kata Bang Jon.
Seorang perempuan manis sekali, menghampiri kami setelah dilambai oleh Bang Jon.
Dia diperkenalkan sebagai Nenia.
”Ini lho, Si Abdur yang sering kuceritakan kamu. Yang kode beritanya ‘dur’ itu,” kata Bang Jon.
Nenia datang, mendekat seperti cahaya terang dan mengubah aroma kopi dan teh dari uang air panas dari tempat penyeduhan itu jadi wangi.
Menyapa merdu, dan menjabat dengan lembut.
Tapi gelombang menimbang hal-hal besar, pilihan-pilihan yang menentukan langkah dan masa depan menderu, menggempur dinding-dinding benakku.
Bertahan pada posisi bagus yang baru saja kuterima atau menerima tawaran posisi yang lebih baik dengan imbalan yang jauh lebih baik? (bersambung)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: