Siapa Membunuh Putri (10): Beradu Headline
Siapa Membunuh Putri--(dokumen/radarkaur.co.id)
”Sudah berapa hari di sini, Ferdy,” tanyaku.
”Sudah seminggu,” katanya.
”Baca koran kan? Gimana menurutmu koran-koran di sini.”
”Tinggi juga tingkat kriminal di kota sekecil ini, Bang. Berita istri polisi yang terbaru itu kayaknya bakal jadi berita besar,” kata Ferdy.
Ia lalu menjelaskan analisis dan mengajukan teorinya. Saya sependapat.
Terakhir saya menyunting berita untuk Metro Kriminal, istri polisi itu menghilang bersama anaknya dan pembantu perempuannya.
Menghilang begitu saja.
Kami mewawancarai tetangga-tetangganya, sekuriti penjaga perumahan, semua seakan menutupi apa yang mereka tahu.
Wartawan saya ditegur oleh humas Polres, diperingatkan agar memberitakan hanya keterangan resmi dari mereka.
Kami tak pedulikan, selama tak melanggar kaidah jurnalistik dan kode etik, kami akan temukan informasi tentang apa pun dengan cara-cara dari sumber yang tak melanggar aturan.
Ferdy langsung bekerja. Ia jenis jurnalis yang sabar, tekun, dan mudah diterima narasumber.
Pengalamannya bekerja di wilayah berkonflik mematangkannya. Ia amat berhati-hati dengan fakta. Paling tidak ia akan mencari satu sumber pembanding.
Untuk hal-hal peka, kepada pemberi informasi ia tanyakan lagi kepastiannya. Ferdy terus menabung informasi itu.
Koran kami belum terbit, tapi tinggal menunggu hari, begitu juga kami dengar koran dari grup pesaing kami, Podium Kota.
Pada hari H-1terbit kami sudah punya berita untuk seminggu, berita tentang hilangnya istri polisi itu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: