Siapa Membunuh Putri (20): Jangan Mengadu Domba

Siapa Membunuh Putri (20): Jangan Mengadu Domba

Ancaman yang diterima wartawan terkait pemberitaan--(dokumen/radarkaur.co.id)

Sepertinya yang diincar malam itu saya, bukan Edo. Kata Edo, yang distop hanya mobil Dinamika Kota. Untung saja tadi malam Inayah mengajak saya ke pesantren. 

”Saya sudah tahu trik polisi. Mereka kalau mau jebak kita pas razia, mereka suruh kita pegang barang yang katanya ditemukan di mobil kita, pura-pura tanya, ’ini apa?’ Ah, saya sudah hafal itu. Di mana-mana sama saja. Kalau kita pegang nah, kena kita, habis kita, ada sidik jari kita di situ,” kata Edo bicara setengah berbisik padaku.

Saya dipanggil ke masuk ke ruangan khusus menemui Kasatnarkoba Polres Bogram AKP Heru Rusdiyanto. Dia termasuk polisi senior.

Karirnya berjalan normal, tak pernah melejit. Orangnya bersih. Ferdy datang, dia temani Edo di ruang tunggu. 

Bang Eel, Bang Jon sudah ada di situ. AKP Heru menjelaskan razia malam itu bukan atas perintahnya. Itu razia liar atas suruhan eorang perwira terkait AKBP Pintor. 

Menurutnya, sudah lama ada kubu-kubuan di tubuh Polresta Borgam.  Yang sekarang di atas angin adalah kubu yang dikepalai oleh AKBP Pintor. 

”Saya ini netral. Saya tak suka kubu-kubuan. Saya selalu ingatkan Pak Kapolresta agar menghentikan itu. Tapi sepertinya beliau lebih mendengar suara lain,” kata AKP Heru. 

”Kasus Putri ini sejak awal saya tahu penanganannya tak benar. Itu semua kelihatan di sidang kan, berantakan semua. Keluarga AKBP Pintor, terutama ibu mertuanya tambah bikin kacau,” kata AKP Heru.    

”Jadi menurut Bapak kami harus bagaimana? Maksud saya di luar urusan pemberitaan. Kalau soal berita kami akan tetap seperti selama ini karena kami tak melanggar apa-apa,” kata Bang Eel.

”Terus saja memberitakan apa adanya. Akan ada mutasi besar-besaran,” kata AKP Heru.

”Kapolresta kita bertahan?” tanya saya.

”Masih nego kelihatannya. Kalau pun diganti momennya menunggu Hari Bhayangkara. Beberapa bulan lagi.”

”Nego apa ya, Pak Kasat?” tanyaku.

”Ada lah itu. Kita tunggu. Makanya agak kencang ini perlawanannya,” katanya, ”tunggu saja. Yang penting semuanya nanti yang terbaik buat kota Borgam kita ini.   

Bang Jon keluar ruangan lebih dahulu. Kepada saya dan Bang Eel, AKP Heru mau bicara terkait kasus pembunuhan Putri. Ia menjanjikan bisa atur waktu ketemu dengan penyelidik dari Satreskrim yang pertama kali memeriksa TKP, rumah AKBP Pintor.  Hasil penyelidikannya tak ada di BAP.  ”Kalau itu masuk BAP akan jelas semuanya, akan berubah konstruksi kasusnya,” kata AKP Heru. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: