Siapa Membunuh Putri (24): Tersangka, Tapi...

Siapa Membunuh Putri (24): Tersangka, Tapi...

Ilustrasi pembunuhan putri--

Untuk beberapa urusan, Mila harus sering keluar kantor. Membeli ATK di Edukits, mengantar undangan narasumber untuk diskusi redaksi rutin, atau berkoordinasi dengan percetakan. 

Semua pekerjaan itu selama ini ditangani Mbak Nana. Saya memberi kesempatan Edo untuk lebih sering melayani kerja sekretaris redaksi. Saya sengaja menjaga jarak dengan Mila.

Tampaknya Edo ada hati pada Mila. Dia rapi sekarang, mulai tak tampak lagi bekas-bekas premannya.

Kecuali tato Terpedo itu. Itu sejarah dan identitas, katanya. 

Saya tak mau perhatian saya disalahartikan. Saya takut, atau tepatnya tak mau terlibat dengan perkara yang ribet.

Urusan dengan hati dan perasaan perempuan bisa jadi sangat rumit, lebih rumit daripada ancaman karena berita.  

Lagi pula kantor kini menyediakan mobil untuk saya. Mobil yang lebih sering dipakai anak-anak redaksi untuk meliput.  Sampai-sampai Bang Eel menegur saya. 

”Kau tak suka mobil itu, ya, Dur?”

”Bukan gitu, Bang. Anak-anak lebih memerlukan untuk liputan,” kataku.

 ”Kalau kantor beli mobil satu lagi jangan tak dipakai ya,” katanya.

”Kalau belum ada anggarannya tak usah bang. Saya pakai motor aja beres,” kataku.  

Sepulang dari Palembang, Nurikmal memuat liputan bersambung soal keluarga Putri di kota itu. Termasuk soal showroom mobil yang mereka punya.

Putri Ratu Auto Showroom. Siapa yang tak kenal! Fakta yang mencurigakan itu bisa dikaitkan dengan pembunuhan Putri.

Sejak kejadian itu, kata beberapa orang yang diwawancarai di sana, showroom itu pelan-pelan mulai kosong. Seperti tak  ada penambahan stok baru. 

”Saya yakin ini ada kaitannya,” kata Nurikmal.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: