JURNALISME INVESTIGASI: Trik dan Pengalaman Para Jurnalis Investigasi Indonesia

JURNALISME INVESTIGASI: Trik dan Pengalaman Para Jurnalis Investigasi Indonesia

Ilustrasi Jurnalisme Investigasi--(dokumen/radarkaur.co.id)

ARTIKEL ini merupakan intisari dari sebuah buku berjudul ''Jurnalisme Investigasi'' karya Dandhy Dwi Laksono. Buku ini merupakan kumpulan trik sekaligus pengalaman jurnalis Indonesia dalam melakukan liputan investigasi. Baik oleh Jurnalis cetak, jurnalis televisi maupun jurnalis radio.

Buku yang bukan hanya mengupas cerita pengalaman Dandhy sebagai jurnalis investigasi. Tapi dia berhasil meramunya dengan berbagai pengalamannya dan rekan-rekannya alami dalam serangkaian kisah. Dandhi juga merangkum bahan seminar yang ditulis oleh Aliansi Jurnalistik Indonesia (AJI).

Buku ini bisa dijadikan sebuah referensi bagi jurnalis dari berbagai media massa, karena di dalam buku ini dipaparkan bagaimana kesamaan dan perbedaan peliputan investigasi bagi media cetak, televisi, dan radio.

Sebagai sebuah catatan, bahwa penulis membatasi hanya mengambil intisari yang sangat penting dari buku tersebut untuk berguna dalam Mengarahkan Liputan Investigasi.

1. APA ITU INVESTIGASI?
Buku ini secara langsung memaparkan tentang sebuah rangkaian kegiatan investigasi. Investigasi itu sebuah kegiatan untuk mengungkap kasus kejahatan terhadap kepentingan publik.

Kejahatan yang biasa dilakukan secara sistematis, terkoodinir, dilakukan oleh orang penting dan melibatkan banyak pihak. Seorang jurnalis harus mendapatkan jawaban semua hal dan tidak menyisakan pertanyaan sedikitpun.

Kegiatan investigasi jurnalis tidak ditentukan waktu, jarak perjalanan, dana yang dibutuhkan dan dan kesulitan yang dihadapi. Dari semua fakta-fakta berserakan yang berhasil diungkap harus dapat dikontruksi dalam sebuah laporan komprehensif dalam kemasan menarik. Laporan ini juga tidak ditentukan panjang pendeknya.

Laporan Investigasi juga mesti dapat menjawab dan mendudukkan aktor-aktor yang terlibat disertai buktinya. Mengungkap tujuan kasus kejahatan dirancang, aktor utamanya, siapa yang berperan sebagai pengecoh, siapa yang dikambinghitamkan, dan siapa korbannya.

Dan yang tidak kalah penting apakah laporan investigasi yang dibuat sudah mampu membuat pembaca / pendengar/ penonton paham dengan kompleksitas masalah yang dilaporkan.

5 Elemen Investigasi
Buku ini mengemukakan 5 elemen investigasi yang wajib dipahami oleh wartawan investigasi, sebagai berikut:
1. Mengungkap kejahatan terhadap kepentingan publik, atau tindakan yang merugikan orang lain.
2. Skala dari kasus yang diungkap cenderung terjadi secara luas atau sistematis (ada kaitan atau benang merah).
3. Menjawab semua pertanyaan penting muncul dan memetakan persoalan dengan gamblang.
4. Mendudukkan aktor-aktor yang terlibat secara lugas, didukung bukti-bukti yang kuat.
5. Publik bisa memahami kompleksitas masalah yang dilaporkan dan bisa membuat keputusan atau perubahan berdasarkan laporan.

Selain 5 elemen diatas, seorang jurnalis senior Robert Greene dari Newsday (Amerika) menegaskan adanya elemen “disembunyikan” dan “orisinal” dalam laporan investigasi. Bukan menindaklanjuti investigasi pihak lain, seperti polisi atau jaksa.

Ia juga menegaskan pentingnya elemen “dirahasiakan oleh mereka yang terlibat”. Jadi bila ada kejahatan yang sengaja ditutup-tutupi, maka itulah pintu masuk untuk jurnalisme investigasi.

Menyamar, menggunakan kamera tersembunyi, mengamat-amati lokasi dari dalam mobil adalah teknis investigasi. Tapi bukan Jurnalisme Investigasi.

Sebab masih banyak pekerjaan lain dalam Jurnalisme Investigasi seperti perencanaan, penyusunan laporan yang komprehensif, pengemasan yang menarik, pengaturan logistic, implikasi bagi kepentingan public, dan aspek-aspek pasca-publikasi yang perlu diperhatikan. Seperti ancaman keselamatan atau gugatan hukum. Semuanya adalah kerja yang melebihi sekedar aksi ala detektif di lapangan.

Perbedaan Investigative, In-Depth Reporting dan Regular News
Investigative News:
•    Laporannya bersifat menunjukkan
•    Lebih menunjukkan apa dan siapa (what and who)
•    Tujuan laporan adalah membeberkan dan meluruskan persoalan dengan bergerak maju ke pertanyaan: bagaimana bisa, sampai sejauh apa, dan siapa saja.

In-Depth News:
– Laporannya bersifat menjelaskan
– Lebih menjelaskan bagaimana dan mengapa (how dan why)
– Tujuan dari laporan adalah memberi pengetahuan dan pemahaman

Regular News:
– Laporannya bersifat menceritakan
– Menceritakan apa, siapa, dimana, kapan, mengapa, dan bagaimana (5W+1H)
– Tujuan dari laporan adalah sebagai informasi (data) bagi publik

Investigasi Sebagai Teknik Liputan
Untuk menggunakan Investigasi sebagai teknik liputan, jurnalis wajib memiliki sikap skeptis. Bukan hanya sekedar wartawan “jumpa pers”, menelan bulat-bulat setiap yang dikatakan oleh narasumber tanpa melakukan verifikasi.

Artinya selalu diliputi dengan pertanyaan-pertanyaan, bukan untuk mencari kesalahan namun untuk menggali informasi dari berbagai narasumber. Sehingga wartawan tidak boleh hanya terpaku pada informasi yang sudah tersedia. Seperti hanya menyodorkan tape dan kamera tanpa pernah melakukan verifikasi di lapangan.

Esensi Investigasi: Bukan Soal Besar Kecilnya Isu
Esensi Investigasi tidak terletak pada besar-kecil isu atau kasus yang dibongkar, melainkan pada manfaat atau dampak apa yang ditimbulkan setelah kasus tersebut terbongkar.

Zaman sudah menuntut wartawan tidak terpaku pada investigasi yang menyangkut pejabat atau politisi saja. Tetapi juga kejahatan terkait relasi produsen-konsumen atau kejahatan korporasi.

Kini persoalan bukan lagi apakah isu harus nasional, menangkut istana Negara, Bank Sentral. Tetapi bisa juga kantor polsek, pasar tradisional, bahkan tempat ibadah.

Suap menyuap di terminal atau perempatan agar para sopir angkot bisa berhenti di rambu larangan adalah topik yang menarik untuk diturunkan sebagai laporan investigasi.(bersambung)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: